trente-quatre

1.1K 128 10
                                    

hello yorobundeulll!!!!!!

miss the Atmaja twins and their boyfie???

if yes, langsung aja kita go back to the story 😁😁

Jangan lupa vote & comment ya 🥰







🖤🤍 • 🤍🖤








Sesampainya di rumah sakit, Travis langsung di rontgen oleh dokter yang bertugas. Dokter mengatakan bahu Travis mengalami dislokasi (lagi), dan dianjurkan untuk tidak melakukan kegiatan olahraga yang mungkin akan makin memperparah keadaan bahu si bungsu, apalagi baru satu bulan yang lalu Travis mengalami hal yang serupa.

Travis hanya tersenyum tipis mendengar saran dari dokter. Ia beranggapan ini adalah tanda ia harus melepas basket sebagai impiannya. Di sisi lain, Haru menatap sang adik nanar. Lagi-lagi merasa bersalah. Coba saja ia lebih berhati-hati, mungkin Travis tak perlu mengorbankan bahunya lagi. Coba saja ia lebih memperhatikan jalanan, tak ada orang yang terluka kembali karena dirinya. Coba saja... Berbagai kalimat 'Coba saja...' terpikirkan dalam benak Haru, dan semuanya itu hanya membuat perasaan bersalahnya semakin besar terhadap adik kembarnya.

Galih dan Yuni pergi sebentar keluar rumah sakit untuk membeli makan malam bagi mereka bertiga (Galih, Yuni dan juga Travis), sedangkan Haru memakan makanan yang disediakan rumah sakit untuk dirinya. Maka sekarang, Travis dan Haru hanya berduaan saja di ruang inap si sulung.

"Travis..." panggil Haru lirih. Travis yang duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang pun hanya berdehem sebagai sahutan. "I'm sorry..."

"Bukan salah lo." ucap Travis dengan suara yang pelan. Hampir terdengar seperti bisikan. Kepala si bungsu tertunduk karena menahan rasa kantuk.

"Lagi-lagi karena gue lo cidera. Sorry vis... I'm so sorry..." Haru memainkan kain sprei ranjangnya. Enggan untuk menatap sang adik.

"I heal fast ru, kalau lo lupa. Paling minggu depan udah mendingan." Travis berbohong. Ia bukan termasuk orang yang cepat sembuh. Even the last injury masih terasa sakit jika ia terlalu over menggunakan bahunya. Travis hanya berkata begitu karena tak ingin kakaknya terus-terusan meminta maaf.

"I took everything from you... Maaf..." Travis melihat dengan jelas setitik bulir air mata menetes dari mata indah Haruna. Bungsu Atmaja itu pun menghela nafasnya kasar.

Ia tak suka Haru merasa bersalah. Ia tak suka saat sang kakak mengucap kata maaf berulang kali. Ia tak suka membuat kakaknya sedih. Ia tak suka keadaan mereka sekarang. Ia lelah dan lelah Haru yang terus-terusan merasa telah mengambil apa yang Travis punya. Ia terlampau lelah, sehingga ia pun membiarkan emosinya mengambil alih.

"Udah puas lo ambil semua yang gue punya?" Ia hanya mengulang perkataan sang kakak karena lelah, nada yang Travis gunakan pun hanya datar. Membuat Haru sulit menebak apa yang dipikirkan sang adik.

"Maaf." dengan suara yang semakin gemetar Haru kembali mengucapkan kata maaf dengan kepala yang masih tertunduk.

"Kalau gitu kabulin satu permintaan gue." Haru mengangkat kepalanya, menatap dan menunggu Travis melanjutkan perkataannya. "Stop minta maaf. Lo gak salah. Dan gue yakin kalau lo diposisi gue, lo bakal ngelakuin hal yang sama."

Haru tersenyum tipis menatap Travis yang juga sedang menatapnya teduh. Siapapun yang mengatakan adiknya pribadi yang dingin, orang itu salah besar. "Geer banget lo." Haru pun menanggapi ucapan Travis dengan candaan. Ia menyeka air mata yang masih menggenang di pelupuk matanya.

noir et blanc | haruto twinsOnde histórias criam vida. Descubra agora