DUA PULUH DELAPAN: LUCU DAN GEMESIN

1.6K 277 1.4K
                                    

HALLO AYANG, UPDATE LAGI NIH!

SENANG ENGGAK?

KASIH ❤️ DULU DONG BANYAK-BANYAK!

ABSEN DULU YUK YANG SIAP MERAMAIKAN DAN BACA RAJAWALI!

SPAM KOMENTAR🔥 DI SINI SEBANYAK-BANYAKNYA.

SATU KATA UNTUK RAJAWALI?

HARI INI MAU BERAPA KALI UPDTAE? 1,2, ATAU 3?

AYOK SPAM 😍 LAGI SEKALI LAGI!

SUDAH SIAP MENJADI SAKSI HIDUP EVALINA DAN ALEXANDER?

KITA KERJA SAMA YUK! AYO SPAM VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF YA. AYO RAMAIKAN!

JANGAN LUPA VOTE, KOMENTAR, SHARE, DAN TAG INSTAGRAM AKU YA: HENDRA.PUTRA13

***

Seperti biasa, sebuah ritual, jika setelah makan di kantin Evalina dan Caldora langsung berbincang di dalam kelas.

Memanfaatkan waktu yang tersisa tinggal dua belas menit sebelum bel masuk berbunyi dan kembali menerima pelajaran yang membosankan.

Bergosip adalah salah satu cara untuk menjernihkan otak mereka yang kusut karena soal-soal fisika pelajaran jam pertama tadi.

Tentu saja saat ini Caldora sudah menunggu penjelasan dari Evalina dengan tatapan penasaran. Bagaima mungkin tadi pagi Evalina bisa masuk bersamaan ke dalam kelas dengan Alexander.

Saat itu Caldora pikir Evalina tidak masuk sekolah. Namun pagi ini ada yang aneh, Alexander juga tidak masuk. Apakah mereka janjian sakit? Atau gimana?

Bel berbunyi satu kali tanda guru pelajaran sudah meninggalkan ruangan guru untuk segera ke kelas untuk mengajar dan memberikan soal-soal yang ribet bin bikin otak puyeng.

Saat itu juga, seketika saja, yang menariknya, Evalina dan Alexander datang secara bersamaan dengan terburu-buru. Seperti balapan siapa yang duluan sampai ke dalam kelas.

Mungkin mereka takut guru pelajaran yang terkenal galak masuk duluan kali. Bisa saja mereka diberikan pertanyaan kenapa telat dan ujung-ujungnya dihukum lari di lapangan.

"Omg... you enggak lagi halu, kan?" Kaget Caldora dengan satu alis terjungkit ketika Evalina baru saja menjelaskan semuanya.

Evalina mengangguk-angguk seperti anjing laut. "Beneran tahu. Dia jemput gue."

Caldora memasang wajah tidak mengerti. "Susah ditebak ya dia anaknya. Gemesin banget deh."

Kedua bahu perempuan berlesung pipi itu naik. "Gue juga bingung sama dia."

"Tiba-tiba baik banget mau jemputin gue." sambung Evalina sambil memijat kepala karena pusing memikirkannya.

Evalina langsung teringat kejadian saat mereka joging. "Padahal lo lihat sendiri, kan, dia kemarin cuekin gue di stadion."

"Seperti kita enggak pernah saling kenal gitu."

Gadis sipit itu menyengir. "Itu sih i jadi you udah malu banget. Hehehe."

"Sudah tebal nih muka gue dikira orang-orang sok kenal gitu. Hmmm."

Evalina masih ingat, saat itu beberapa orang melihatnya dengan dahi mengerut. Bagaimana tidak, ia sudah dengan cerianya sambil melambaikan tangan namun dicuekin begitu aja.

Hei! Itu adalah hal yang paling memalukan yang pernah terjadi di dalam hidupnya.

Tak berselang mereka berbincang dan tertawa, sosok yang digosipin pun menampakkan batang hidungnya. Wah panjang umur!

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang