TIGA PULUH DELAPAN: CEMBURU YA!!!

1.9K 272 1.4K
                                    

HALLO AYANG, APA KABAR?

SEMOGA HARI INI LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN YA. TULIS AAMIIN. SEBANYAK-BANYAKNYA.

ABSEN DULU YUK YANG SIAP MERAMAIKAN DAN BACA RAJAWALI!

SPAM KOMENTAR EMOJI BUNGA KALIAN DI SINI SEBANYAK-BANYAKNYA. 🌷🌸🌹🌺🌻🌼🪷

SATU KATA UNTUK RAJAWALI?

HARI INI MAU BERAPA KALI UPDTAE? 1,2, ATAU 3?

AYOK SPAM ❤️ LAGI SEKALI LAGI! BANYAK-BANYAK YA!

SUDAH SIAP MENJADI SAKSI HIDUP EVALINA DAN ALEXANDER?

KITA KERJA SAMA YUK! AYO SPAM VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF YA. AYO RAMAIKAN!

JANGAN LUPA VOTE, KOMENTAR, SHARE, DAN TAG INSTAGRAM AKU YA: HENDRA.PUTRA13

***

Bel pulang baru saja berbunyi, Evalina sibuk memasukkan beberapa buku ke dalam ransel merah mudanya kemudian setelah itu bangkit dari kursi.

Alexander berdiri di depan Evalina. Kedua tangannya terbenam di dalam saku celana abu-abu. Tatapan matanya terpancang ke wajah Evalina yang menatapnya heran.

Evalina menghela napas. "Lo ngapain berdiri di hadapan gue?"

"Misi gue mau lewat." sambung Evalina sambil memperbaiki ranselnya.

Cowok yang sedang mengenakan jaket jins itu bergumam. "Lo mau ikut gue pulang?"

Evalina merasakan ada hal yang berbeda, sesuatu yang aneh, ia menatap Alexander dengan mata menyipit untuk membaca perubahan sikap Alexander yang mendadak itu.

"Gue enggak salah dengar nih. Tumben banget lo ngajakin gue pulang bareng." kata Evalina kepada Alexander.

Perempuan berbandana merah muda itu kemudian berseru. "Jangan-jangan lo takut ya."

"Takut apa?" desis cowok tinggi itu datar tanpa ekspresi.

Evalina menarik napas sebelum berbicara, "Pasti lo takut kan gue laporin ke anak-anak kalau lo tadi habis pelukan di UKS."

"Enggak ada yang pelukan." cetus Alexander dengan kedua alis bertaut.

Kedua bola mata perempuan berlesung pipi itu berputar. Ia mengibaskan tangannya tapat di depan wajah Alexander. "Udah jangan banyak alasan deh. Tenang aja gue enggak bakal ngelaporin ke siapa-siapa kok."

Alexander tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya. Perempuan itu begitu keras kepala. Jadi ia sekarang mencoba menerima tuduhan itu saja.

"Oke, gue memang pelukan sama dia. Lo cemburu, kan? Jujur aja deh." Sebelah alisnya terjungkit.

Perih banget rasanya mendengar itu. Evalina membuang mukanya untuk menghindari tatapan mata Alexander. "Cemburu. Hahaha."

"Ngaco loh." lanjutnya sambil berkacak pinggang.

Alexander menaikkan kedua bahunya. "Kalau lo enggak cemburu kenapa lo kelihatan nggak suka gitu lihat gue berduaan sama Renata di UKS."

"Jangan ge-er deh lo." Perempuan itu memilin bibir tipisnya.

Karena ia tidak mau ketangkap basah sedang cemburu. Evalina langsung menundukkan kepala lalu buru-buru melewati Alexander yang ada di depannya.

"Misi... gue mau pulang." Perempuan itu menabrak bahu Alexander.

Perempuan berlesung pipi itu tidak mau menoleh ke belakang untuk melihat cowok tinggi itu, Evalina justru cepat-cepat menyusul Caldora yang baru saja ingin melewati ambang pintu.

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang