04.Toko roti

6.1K 1K 213
                                    

Setelah pulang kuliah Adam mengajak Friska ke toko roti, toko roti itu adalah milik Adam. Sejak SMA Adam selalu menabung hingga dia berhasil mempunyai toko roti miliknya sendiri.

"Serius toko itu punya lo?" Saat ini Friska masih berada di depan toko roti.

Adam menoleh. "Iya hasil nabung dari SMA, alhamdulillah bisa punya toko roti sendiri."

Friska merasa takjub. "Gue nggak pernah tuh yang namanya nabung, mending uangnya di beliin jajan. Apalagi kalau buat beli bakso, enak banget Dam."

Adam tertawa pelan. "Kamu suka banget ya sama bakso? Jadi iri saya sama bakso."

Friska terdiam, ia mengerjap pelan. "Gue lebih suka sama lo kok, kalau bakso kan tempatnya di perut. Kalau lo kan tempatnya di hati gue ... Eaaak."

Ucapan Friska begitu sederhana namun berhasil membuat Adam baper, Adam mengenggam tangan Friska. "Ayo masuk ke dalem."

Friska tampak bersemangat, ia berjalan beriringan dengan Adam dan masuk ke dalam toko roti. Toko roti itu tidak besar, begitu sederhana namun tampak mewah. Terlihat seperti  beberapa toko roti yang terkenal.

Di dalam toko roti ada etalase yang di dalamnya ada berbagai jenis roti yang berjejer, ada dapur untuk pembuatan roti. Ada juga kursi yang di sediakan untuk pelanggan bila ingin memakan roti di toko.

"Mas Adam baru pulang kuliah?" Seorang wanita dengan memakai gamis lengkap berserta kerudung tiba-tiba datang.

Adam menatap pekerjanya yang bernama Safira. "Iya, selesai ngampus langsung ke sini."

Friska menatap Safira, Safira tampak sangat anggun dan juga kalem. 'Kok gue nggak suka sih denger dia manggil Adam pakek sebutan Mas?'

"Dia pasti istrinya Mas Adam ya?" Safira tersenyum menatap Friska.

"Fris kenalin, dia Safira yang ngurus toko roti ini." Adam memperkenalkan Friska pada Safira.

"Friska." Friska mengulurkan tangannya.

"Safira Mbak." Safira tersenyum ramah dan menjabat tangan Friska.

"Udah lama kerja di sini?" Friska bertanya sekedar basa-basi.

"Tiga tahun, sejak pertama kali toko ini di buka," ucap Safira.

***

Adam, Friska, dan Safira duduk di satu meja yang sama, Adam dan Safira tampak membicarakan sesuatu. Friska berusaha untuk tidak peduli dan hanya fokus memakan brownies cokelat yang di sediakan oleh Adam.

"Semenjak ada menu baru toko jadi ramai pembeli," ucap Safira.

Adam tampak senang mendengarnya. "Oh, menu baru yang roti bentuk binatang itu ya?"

"Iya, anak-anak kecil juga banyak yang suka. Soalnya bentuknya lucu katanya." Safira tersenyum.

Adam mengangguk pelan. "Bagus deh kalau banyak yang suka."

"Kalau boleh ngasih saran, mending rotinya di bikin warna-warni biar makin menarik. Tapi kalau misal menurut Mas Adam sarannya nggak bagus ya udah gapapa," ujar Safira.

"Bagus kok, bagus banget malahan." Menurut Adam tidak ada yang salah dari saran Safira.

Friska memasukkan brownies ke dalam mulutnya, mengunyah nya, kemudian menelannya. Sedaritadi hanya itu yang Friska lakukan, jujur Friska merasa bosan.

Tatapan Friska tertuju pada Safira, gadis itu benar-benar tampak anggun. Friska saja insecure melihatnya, Safira hanya tersenyum saat ada sesuatu yang lucu. Tidak seperti Friska yang barbar dan suka tertawa kencang.

Adam & Friska { Pasangan Halal }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang