61 - ego adalah yang terpenting

1.9K 301 182
                                    

Ying terdiam, menghirup nafas panjang, dan memasang ekspresi profesionalnya. "Taufan tiba-tiba mimisan dan muntah darah" ucap Ying.

"Aku sudah menyuntikan beberapa obat yang dapat meredakan kondisinya saat ini, tapi komplikasi ksrena racun yang sudah terakumulasi di tubuhnya sudah terlanjur mempengaruhi organ tubuhnya." Lanjutnya, manik biru dibalik kacamatanya terlihat memantulkan cahaya dari lampu di atasnya.

"Apa yang harus dilakukan agar bisa sembuh total?" Tanya Solar. Suaranya penuh dengan desperasi, manik silver yang dipenuhi kekhawatiran itu menatap Ying dengan memohon.

"Kondisinya tidak dapat kembali ke sedia kala, Solar. Sudah terlalu telat untuk tubuhnya yang separah ini untuk bisa kembali seperti ia tak apa-apa." Ucap Ying, sosok profesional itu kini berubah menjadi sosok seorang kawan yang dipenuhi dengan rasa putus asa yang sama.

"Tapi setidaknya, dia harus berhenti memperburuk kondisinya." Ucap Ying lagi.

"Tolong Solar, aku sudah gagal membujuknya. Tapi jika itu kau.." , Ying menggenggam erat bahu Solar, kedua pasang manik itu bertemu.

"Kalau itu kau, dia mungkin mau mendengarkanmu." Ucap Ying. Suaranya sedikit rapuh. Solar dapat melihat ekspresi datar namun juga penuh harap dari orang di belakang Ying juga. Fang menatapnya, seakan tatapan itu menyuarakan permintaan yang sama seperti Ying.

"Tolong minta ia untuk berhenti dari segala misinya." Ucap Ying.

"Tolong bilang padanya untuk pensiun. Tubuhnya sudah tak dapat menahan lebih dari ini." Lanjut gadis berkacamata itu.

Manik silver Solar membelalak, teringat ia akan percakapannya barusan dengan Kaizo dan kontrak-kontrak itu. Manik dilvernya kini ia arahkan pada sosok yang terbaring di kasur itu.

Solar membenarkan posisi selimut Taufan, menghilangkan kerutan di permukaannya seraya ia duduk di ujung kasur. "Bagaimana caranya?"

"Apa dia mau mendengarkanku?" Ucap Solar lagi, menundukkan kepalanya, pandangannya kosong, menatap lantai yang terasa dingin.

"Apa dia akan menerima permintaan tak tahu diri dari seseorang yang ia berusaha lindungi dengan segenap nyawanya?" Ucapnya, ia sangat-sangat ingin Taufan berhenti dari misi-misi itu juga. Mungkin ia adalah orang yang paling menginginkannya saat ini, tapi..

"Hey, berhenti melindungi aku. Tindakanmu membuatku sedih. Begitu?" Tanyanya, manik silvernya menatap mata Ying dan Fang, senyuman tak berdaya terlukis di wajah yang biasanya terlihat penuh percaya diri itu.

"Bukankah itu terlalu kejam untuknya? Aku, menyuruhnya membuang seluruh usahanya? Padahal usahanya ia lakukan untuk para saudaranya yang bahkan tak tahu terimakasih? Yang bahkan paling membencinya?" Tanya Solar lagi, wajahnya dipenuhi rasa frustrasi.

"Bukankah ini akan lebih menyakitkan baginya?" Tanyanya, mengembalikan pandangannya pada Taufan yang terbaring.

Ying terdiam, ia juga mengerti. Ia sangat mengerti kalau Taufan melakukan semua ini demi para saudaranya. Ia juga tak ingin perasaan Taufan tersakiti lebih dari ini. Tapi..

"Tapi.." runtutan pikiran Ying terhenti oleh suara Solar. "Tapi akan kulakukan.." ucapnya sambil melukiskn senyuman.

"Karena ternyata.. aku memang saudara mereka." Ucap Solar dengan tawa getir.

"Aku memang benar-benar saudara mereka, yang lebih mementingkan ego dan keinginanku sendiri dibandingkan perasaannya." Ucap Solar, senyum penuh rasa benci akan diri sendiri tak dapat tak terlukis di wajah itu.

"Pada intinya, aku tak ingin kehilangan dia. Aku tak ingin kehilangan siapapun lagi."

"Dan walau itu berarti aku harus menyakiti perasaannya..." Ucapannya terhenti.

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang