PART 23

4.8K 836 34
                                    


PART 23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 23

Ruang di mana Baskara jadikan sebagai tempat pertemuannya dengan Bintang kini tak lagi menjadi tempat khusus di antara mereka. Sudah terhitung dua orang yang memasuki ruangan itu tanpa seizinnya. Satu di antaranya sudah tak mungkin lagi memasuki ruangan itu, tetapi satunya lagi adalah seseorang yang sulit untuk dia singkirkan.

Karena semakin Baskara menggubrisnya, semakin orang itu mengusiknya. Satu-satunya cara yang dilakukan Baskara selama ini adalah menganggap orang itu seperti debu yang tak bisa dia lihat sama sekali.

Baskara teringat Bintang yang akan menyusulnya. Tak ingin berlama-lama di ruangan itu, dia segera berbalik untuk keluar dari sana. Sepasang tangan menggenggam pergelangan tangan kanannya dengan erat, tak ingin membiarkannya begitu saja. Baskara menoleh dengan tatapan dingin. Terpaksa kali ini dia meladeni orang itu.

"Udah tahu belum? Kalau Bintang itu cuma anak jalanan? Gembel yang nggak punya orang tua dan numpang di rumah orang?" Hanna memegang pergelangan tangan Baskara dengan lembut. Ada sebuah harapan yang terlihat di sepasang manik matanya, menginginkan Baskara meresponsnya dengan normal.

"Terus?" Hanya pertanyaan singkat yang keluar dari bibir Baskara.

"Lo nggak jijik?" Hanna tertawa kecil melihat wajah Baskara yang tak mengalami perubahan ekspresi. "Hah. Jangan-jangan setelah lo tahu dia itu nggak level sama kita, lo tetep mau ngejar dia? Bukannya dia udah punya cowok, ya? Yang selevel sama dia?"

Baskara yang tadinya hanya menoleh, kini berbalik. Dia menarik tangannya dari sentuhan Hanna dan kini Hanna tak memegangnya lagi. "Bukan cuma ganggu gue, tapi lo ganggu orang di sekitar gue juga?"

"Apa?"

"Gue peringatin. Ini peringatan pertama dan terakhir. Kalau lo ganggu orang lain lagi, gue nggak segan-segan buat lo berakhir kayak Pandu."

Hanna tersentak. Namun, beberapa detik kemudian dia kembali tak menyerah dengan tujuannya selama ini. Tujuannya hanya ingin dekat dengan Baskara. Apa pun yang dia lakukan demi bisa menjadi bagian dari Baskara dan keluarganya. Dari hal-hal biasa sampai ekstrem seperti menyuruh orang untuk memasang kamera tersembunyi di apartemen Baskara, menguntitnya diam-diam sampai memasuki apartemen Baskara meski pada akhirnya semua tak membuahkan hasil selain pengabaian yang diterimanya dari cowok itu.

Hanna tertawa kecil mengingat sebuah keadaan. "Bukannya kita tuh sama aja, ya? Apa bedanya kita berdua? Lo pikir gue nggak tahu? Lo kalau suka sama seseorang lo bakalan ngurung dia seperti burung dalam sangkar. Lo penjarain dia. Lo buat dia nggak bisa ke mana-mana."

Baskara mengernyit heran. Tak mengerti sedikitpun maksud Hanna karena dia tak pernah melakukan itu.

"Kenapa lo kesel sama gue? Nggak berkaca diri? Gue nggak tahu keadaan lo dan cewek waktu itu. Apa dia udah mati? Dan sekarang lo ngejar-ngejar orang yang mirip dengan dia?"

Matahari Dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang