LIMA PULUH TUJUH: ALEXANDER DAN LUKISAN

1.4K 181 1.3K
                                    

HALLO AYANG, APA KABAR?

MAAF YA KEMALAMAN UPDATENYA.

ABSEN DULU YUK YANG SIAP MERAMAIKAN DAN BACA RAJAWALI!

SPAM KOMENTAR EMOJI BUNGA KALIAN DI SINI SEBANYAK-BANYAKNYA. 🌷🌸🌹🌺🌻🌼🪷

SATU KATA UNTUK RAJAWALI?

HARI INI MAU BERAPA KALI UPDTAE? 1,2, ATAU 3?

AYOK SPAM ❤️ LAGI SEKALI LAGI! BANYAK-BANYAK YA!

SUDAH SIAP MENJADI SAKSI HIDUP EVALINA DAN ALEXANDER?

KITA KERJA SAMA YUK! AYO SPAM VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF YA. AYO RAMAIKAN!

JANGAN LUPA VOTE, KOMENTAR, SHARE, DAN TAG INSTAGRAM AKU YA: HENDRA.PUTRA13

***

Setelah pulang jogging, Evalina mengurung diri di kamar. Ia hanya baring-baring sambil mendengarkan lagu. Angkasa membuatnya jadi tidak mood ngapa-ngapain. Tapi untunglah sekarang cowok itu sudah balik ke Bandung. Ia cukup merasa lega, setidaknya tidak ada lagi yang tiba-tiba datang ke rumahnya dan meminta maaf.

Karena ulah cowok itu ia terseret kembali ke dalam kenangan waktu dulu bersamanya. Semalam sebelum tidur ia juga mengingat pertama kali bisa kenal Angkasa dan sekarang ia mengingat momen bahagia mereka dulu.

Harus diakui, Angkasa anak yang peduli, perhatian, penyayang, bisa dibilang paket komplit. Semua yang diinginkan perempuan ada di dalam dirinya. Namun semuanya sirna ketika Evalina mengetahui cowok itu mengingkari janji setianya. Mencurangi hatinya. Mengkhianati cintanya.

Evalina memang tidak akan melupakan kebaikan Angkasa tetapi ia juga bukan perempuan bodoh yang bisa diajak balikan karena hanya mengingat kenangan manis di masa lalu. Inilah sebabnya ia tidak menyukai sejarah.

Evalina menatap langit-langit kamarnya menerawang jauh di sana, beberapa saat setelahnya bayang Alexander ada di sana. Ia jadi mengingat saat mencium cowok itu. Perempuan itu tersenyum. Ia kangen banget sama Alexander.

Biasanya Evalina tidak suka hari senin. Tapi saat ini ia pengen cepat-cepat hari berganti. Soalnya ia ingin segera bertemu Alexander.

Evalina tahu, rumah cowok itu dekat dengan rumahnya tapi ia bingung harus mencari alasan untuk dapat ke sana. Ya kali anterin nasi goreng spesial lagi. Yang ada diusir!!!

Dubrak!

Pintu terbuka dan terbanting.

Membuat Evalina tersentak dan langsung bangkit.

Mata perempuan itu melotot. Seperti biasa tingkah laku adeknya itu minta disliding.

"Kak..." seru bocah bertopi itu.

"Apa sih?" Evalina mengerutkan keningnya heran. Heran banget punya adek yang sifatnya pengganggu. "Jangan ganggu kakak deh."

"Kakak nggak mau mainan sama kamu." lanjutnya dengan nada meninggi.

Sang bocah itu hanya diam dan menyipit sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Mending kamu cari teman deh. Tuh anak tetangga banyak yang seumuran kamu."

Evalina mengerti pasti adiknya sedih, bagaimana pun ia tetap anak kecil yang butuh perhatian dari kakaknya.

"Siapa juga yang mau ganggu. Jangan geer deh." Bocah itu mendengus.

Evalina menggerutu. "Jadi buat apa panggil-panggil."

"Itu di luar ada cowok ganteng." ucapnya membuat bulu kuduk Evalina meremang.

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang