TIGA PULUH

1.4K 234 107
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- TIGA PULUH -

Kim Sung Oh mengomel, membuat Myungsoo dan Seo Joon saling pandang kemudian mengangkat kedua bahu mereka. Pasrah saja mendengar omelan yang tidak berkesudahan itu.

"Jadi, kenapa kau tidak mengangkat panggilanku sejak tadi malam?"

"Ponselku dalam mode silent dan aku ketiduran." Myungsoo yang saat itu sedang istirahat di ruang ganti pegawai menjawab sekenanya. Benar, Sung Oh menelepon sejak tadi malam dan dia sama sekali tidak tau karena tidak memeriksa ponsel; terlalu asik menghabiskan waktu dengan Suzy.

"Kau biasanya bangun pagi, kenapa saat itu tidak mengangkat panggilanku juga?" Dia bahkan menelepon ulang paginya karena Myungsoo tak kunjung menjawab telepon sejak malam. Biasanya, tidak peduli seberapa malam pun Sung Oh menelepon, Myungsoo selalu mengangkat.

"Maaf. Maaf." Myungsoo yang tidak ingin berbohong lebih lanjut dengan alasan ketiduran hanya mengucapkan maaf sebagai balasan.

Sung Oh yang sedari tadi mengomel sambil berdiri memilih untuk duduk, dia menatap Myungsoo lebih serius sekarang, "kau akan bertanding, kan?"

Myungsoo mengangguk singkat. Sung Oh terus-terusan meneleponnya karena bos besar memberikan informasi bahwa Myungsoo ada pertandingan lusa.

"Kali ini― jika kau berhasil menang dua pertandingan awal, kau akan langsung naik ke pertandingan final."

"Wow, sepertinya akan sangat sulit. Berapa nilai taruhannya?" Seo Joon tergiur, "kenapa bos besar tidak memberikannya padaku?"

Sung Oh merangkul Seo Joon, "bos besar bertaruh sangat besar kali ini, jadi sebaiknya kau tidak ikut." Bicara demikian seakan dia sedang berbisik, nyatanya semua yang ada di sana bisa mendengar.

"Bos ikut bertaruh?" Sung Oh mengangguk, "Supir bos bilang, tadi malam dia pergi makan dengan ketua kelompok SOLP. Harga diri mereka berdua sama-sama tinggi."

Seo Joon langsung berlagak merinding, "kelompok SOLP? Ah, bos sangat membenci mereka." Sung Oh langsung mengangguk, "karena itu bos besar mempercayai Myungsoo pada pertandingan kali ini."

"Syukurlah." Seo Joon menghela napas lega, "kalau itu aku, aku akan tertekan terlebih dahulu. Kalau kalah, bos akan kehilangan muka. Bagaimanapun juga itu kelompok SLOP. Dia sangat membencinya."

"Bos tidak masalah kalah dengan kelompok lain, asal jangan SLOP."

Myungsoo hanya mendengar pembicaraan Seo Joon serta Sung Oh dengan wajah mengantuk, berbeda dengan kedua temannya yang terlihat bersemangat.

"Jadi, kapan bos akan ada di ruangannya?"

Sung Oh berpindah pandang ke arah Myungsoo, "dia bilang jam delapan kau naik ke atas." Lalu Myungsoo mengangguk.

-oOo-

Di tempat lain, Suzy berada dalam pelukan Ha Joon. "Ayo kita pulang, hyung-nim sakit karena mengkhawatirkan mu." Ucapnya, membawa Suzy semakin masuk ke dalam pelukan. "Kau baik-baik saja kan? Bagaimana bisa kau meninggalkan mansion begitu saja? Tidak taukah kalau itu bahaya?" Ha Joon merasakan remasan tangan Suzy pada kemeja hitam yang ia kenakan.

Remasan itu semakin kuat, setelahnya berubah menjadi pukulan. Suzy memukul dada Ha Joon berulang kali, "tidak apa-apa, oppa tidak marah. Kita pulang, ya?" Suzy menggeleng dalam pelukan Ha Joon namun masih terus memukuli dada pria Wi tersebut.

Be My Bad Boy [END]Where stories live. Discover now