ENAM PULUH ENAM: SALTING

1.1K 163 604
                                    

HALLO AYANG, APA KABAR?

MAAF YA KEMALAMAN UPDATENYA.

ABSEN DULU YUK YANG SIAP MERAMAIKAN DAN BACA RAJAWALI!

SPAM KOMENTAR EMOJI BUNGA KALIAN DI SINI SEBANYAK-BANYAKNYA. 🌷🌸🌹🌺🌻🌼🪷

SATU KATA UNTUK RAJAWALI?

HARI INI MAU BERAPA KALI UPDTAE? 1,2, ATAU 3?

AYOK SPAM ❤️ LAGI SEKALI LAGI! BANYAK-BANYAK YA!

SUDAH SIAP MENJADI SAKSI HIDUP EVALINA DAN ALEXANDER?

KITA KERJA SAMA YUK! AYO SPAM VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF YA. AYO RAMAIKAN!

JANGAN LUPA VOTE, KOMENTAR, SHARE, DAN TAG INSTAGRAM AKU YA: HENDRA.PUTRA13

***

Siang itu, saat bel pulang sekolah berbunyi, Evalina langsung buru-buru menggendong ranselnya dan berlari keluar kelas.

"Tunggu."

Suara berat itu menghentikan langkah kakinya. Sial. Padahal hari ini Evalina sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari Alexander.

Evalina harus berhenti berharap. Bahkan tadi pagi ia sengaja turun lebih pagi agar tidak berangkat bersama cowok itu. Sebenarnya Evalina merasakan sedih, gundah, gelisah saat jauh dari Alexander. Namun inilah yang harus terjadi. Inilah yang terbaik. Inilah keputusannya.

Saat di kelas pun, Evalina hanya diam dan berhasil membuang muka hingga lehernya pegal linu saat berpapasan melihat wajah Alexander. Rasanya aneh banget. Yang biasanya ia berisik setiap detik mendadak menjadi orang bisu.

Tetapi saat ini Evalina tidak bisa lagi menghindar, cowok itu berhasil meraih pergelangan tangannya.

"Ayo." gumam cowok tinggi itu yang sudah berdiri tepat di sebelah Evalina.

Terdengar helaan nafas pasrah sebelum perempuan berkepang dua itu berbicara, "Ayo apa?"

"Pulang bareng gue." desis Alexander datar membuat bulu kuduk Evalina merinding.

Evalina menggeleng-geleng seperti mendengar musik disko. "Hah? Gue pulang bareng Caldora aja."

"Kenapa?" Satu alis tebal Alexander terjungkit.

"Enggak apa-apa." jawab cepat Evalina tanpa pikir.

Buat apa lagi berpikir. Toh tadi malam ia sudah memutuskan dan mengambil langkah untuk berhenti berharap. Jalan satu-satunya adalah menjauhi cowok itu. Karena jika ia terus saja di dekat Alexander hatinya semakin mengembang.

Alexander bergumam dengan matanya yang menatap dalam Evalina. "Lo lupa ya? Lo sendiri, kan, yang bilang gue harus antar jemput lo selama sekolah."

Melihat mata itu Evalina seperti diajak terbang ke langit ke tujuh. Dan ia takut dihempaskan dari atas sana.

"Bayaran gue atas minum jahe lo." lanjutnya.

Perempuan berlesung pipi itu mengerjapkan mata, ia tidak mau diajak terbang. "Hmmm, lo enggak usah repot-repot lagi. Perjanjian itu tepat detik ini gue batalin."

"Jadi itu alasan kenapa lo tadi pagi berangkat sekolah duluan. Padahal gue udah jemput lo." gerutu Alexander.

Evalina memutar bola matanya lalu menjawab dengan tergagap. "Enggak juga, soalnya gue belum ngerjain tugas. Jadi turunnya harus cepat-cepat gitu."

"Banyak alasan lo." cetus Alexander, kedua alisnya yang tebal bertaut. "Ayo ikut gue pulang."

Evalina menarik tangannya. "Enggak, gue pulang bareng Caldora aja."

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang