ENAM PULUH SEMBILAN: PAGI YANG MENGGEMASKAN

1.2K 170 676
                                    

HALLO AYANG, APA KABAR?

SEMOGA HARI INI LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN YA. TULIS AAMIIN. SEBANYAK-BANYAKNYA.

ABSEN DULU YUK YANG SIAP MERAMAIKAN DAN BACA RAJAWALI!

SPAM KOMENTAR EMOJI BUNGA KALIAN DI SINI SEBANYAK-BANYAKNYA. 🌷🌸🌹🌺🌻🌼🪷

SATU KATA UNTUK RAJAWALI?

HARI INI MAU BERAPA KALI UPDTAE? 1,2, ATAU 3?

AYOK SPAM ❤️ LAGI SEKALI LAGI! BANYAK-BANYAK YA!

SUDAH SIAP MENJADI SAKSI HIDUP EVALINA DAN ALEXANDER?

KITA KERJA SAMA YUK! AYO SPAM VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF YA. AYO RAMAIKAN!

JANGAN LUPA VOTE, KOMENTAR, SHARE, DAN TAG INSTAGRAM AKU YA: HENDRA.PUTRA13

***

Semalam Alexander berhasil membujuk Evalina agar mau diantarkan pulang olehnya. Tujuannya ialah untuk memastikan perempuan itu sampai ke rumah tanpa berbuat hal yang aneh sedikit pun.

Takutnya Evalina lompat dari jembatan atau berdiri di tengah jalan kan bisa repot urusannya. Hati yang sedang kacau bisa saja membuat pemiliknya berpikiran untuk pindah alam.

Evalina sendiri semalam sudah mulai tenang walaupun ia masih syok dengan semua yang terjadi. Sesampai di rumah ia mengendap-ngendap takut ketahuan orangtua karena matanya sedang sembab. Bisa saja ibu dan bapaknya histeris dan mengira anak gadisnya sudah dilecehkan di sudut jalan yang sepi.

Tak mau itu terjadi, Evalina langsung mengacir ke arah tangga lalu dengan langkah panjang menuju kamarnya dan menutupnya rapat-rapat. Tak lupa juga mengunci pintu. Karena adiknya yang tengil itu bisa saja membukanya tanpa permisi dan memergoki dirinya habis menangis.

Evalina menghempaskan dirinya di atas kasur. Membenamkan wajahnya di bantal. Ia teringat, Alexander pernah mengakatan rindu kepada seseorang, apakah yang Alexander maksud perempuan cantik yang seperti malaikat itu yang sedang terbaring koma?

Ia melihat sendiri betapa rindunya Alexander kepada perempuan itu. Bahkan cowok itu sampai menangis. Berarti perempuan itu memiliki ruang spesial di hatinya. Dengan berbagai asumsi yang membuat hatinya semakin tersudut, Evalina memutuskan untuk mengubur perasaannya dan melupakan Alexander.

Sekarang yang harus Evalina lakukan hanya perlu tidur dan besok keadaan akan kembali seperti semula. Saat ia menjadi anak baru dan tidak mengenal siapa-siapa.

Hari telah berganti. Sekarang waktunya Evalina melewati hari baru dengan perasaan baru. Ia baru saja membuka pintu rumah untuk segera berangkat sekolah.

"Mulai hari ini gue harus lupain perasaan gue ke cowok cuek itu." katanya dalam hati dengan senyum yakin dan kepalan tangan seolah menunjukan semangatnya yang berapi-api.

Namun ketika melihat Alexander sedang menatapnya tanpa kedip membuat bahunya merosot. "Tapi gimana caranya kalau tatapannya aja buat gue meleleh begini." Evalina menghentakan kakinya sebal.

Kedua matanya terpejam lalu mengomel dalam hati. "Hati gue lemah banget astaga."

Evalina mendengus. Toh bukan salah ia, kan. Evalina sudah berniat melupakan tapi kok cowok itu muncul di hadapannya dengan tampang tanpa dosa. Ia enggak mikirin perasaan pacaranya yang sedang koma ya?

"Ngapain sih dia jemput gue lagi?" lirih perempuan berkepang dua itu kemudian menggigit separuh bibir bawahnya.

"Harusnya, kan, dia ngejauhin gue karena gue suka sama dia." Perempuan itu menggaruk kepalanya heran hingga rambutnya berantakan.

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang