Warning!
Lapak bxb, mpreg
Bagi yang tidak suka, bisa menyingkir ^^
➳ Ini kisah tentang Lee Sungchan dan Jung Beomgyu yang bertemu di suatu lomba olahraga mewakili sekolah mereka. Kemiripan wajah keduanya membuat geger satu tempat, benar-benar mirip...
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
Tokyo, Japan
"Winwin memberitahuku kalau Shotaro dan band-nya batal mengikuti lomba di Seoul."
Jaehyun yang semula berfokus pada laptop pun kini beralih ke sisi lain, di mana Yuta yang sedang mengajaknya bicara tapi perhatiannya berpusat pada dokumen di tangan. Tiba-tiba ia teringat akan kejadian kemarin dan termenung sejenak, "Apa karena aku melarang Beomgyu ikut?" ungkapnya dengan nada hati-hati.
Yuta merespon dengan anggukan kepala. Pria berkepala empat itu terlihat datar, tidak marah, tapi tidak senang juga. "Mereka memang begitu, kalau yang satu tidak bisa ikut lomba, maka mereka akan membatalkannya," ujarnya.
Jaehyun tahu Yuta kesal karena tidak pernah suka melihat anaknya sedih, tapi Yuta juga tidak bisa memaksakan kehendaknya yang melarang Beomgyu ke Korea.
Yuta tidak mengatakan apapun lagi, sementara Jaehyun tenggelam dalam pikirannya yang mengingatkannya akan ucapan sang Ayah waktu itu.
❀❀❀
Di saat yang sama, di sebuah mansion Jung, hanya Beomgyu seorang diri setelah pulang sekolah. Tidak ada orang, Papa-nya pergi bekerja, sedangkan Baba-nya juga pergi entah kemana, tidak berpamitan. Setelah mencuci muka, membersihkan tubuh dan makan siang, Beomgyu merasa kesepian. Tidak ada yang bisa ia lakukan. Karena merasa bosan, ia pergi ke ruang tengah, membawa gitarnya dan bermain seorang diri. Sengaja memainkan musik yang ritmenya cukup berisik agar suasana hatinya membaik.
Jujur saja, Beomgyu masih tidak bisa merelakan kompetisi musik dan olahraga itu, apalagi saat ia memberitahu teman-temannya kalau Jaehyun tidak mengizinkannya pergi ke Korea. Raut wajah kecewa tentu saja ditujukan mereka semua, menusuk hati Beomgyu, namun meski begitu mereka memutuskan untuk tidak ikut. Perasaan bersalah itu memberatkan hati Beomgyu, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.
"Kenapa Papa sangat takut aku pergi ke Korea?" gumamnya bingung. Jaehyun tidak pernah memperlihatkan amarah seperti itu pada Beomgyu. Amarah yang terselip rasa ketakutan dan khawatir di mata Jaehyun setelah ia mengungkapkan tidak bisa kehilangan Beomgyu.
'Karena kau mirip dengan Taeyong! Cukup kehilangannya, aku tidak mau kehilangan kau juga!'
Beomgyu menghentikan jarinya yang berada di antara senar gitar, menghentikan musik yang masih belum selesai akibat teringat akan perkataan Papa-nya malam itu. Sesuatu mengusik relung batinnya. Apa Papa begitu menyayangiku karena aku satu-satunya kenangan yang ia miliki bersama Bubu? Semakin Beomgyu ingat mata Jaehyun, hatinya semakin berdenyut. Sebanyak itukah Papa mencintai Bubu sampai-sampai ketika menyebut nama Taeyong, tubuhnya gemetar seperti itu?
Ah, wajar saja. Beomgyu tersenyum mahfum. Taeyong sangat cantik, manusia mana yang tak mendambakan keindahan?