69 || Luka dan Penyembuhnya

13.1K 1.1K 146
                                    

Haiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiii

Happy reading bebifrend<3

----•.•----

prang

"Amora? Sayang kamu tidak apa-apa?" Safina yang mendengar suara gelas jatuh itu segera menghampiri Keysha di tempat tidurnya.

"Sayang?" panggil Safina, Keysha hanya diam menatap kosong kearah gelas yang jatuh tadi.

"Amora kenapa, nak?" Safina menyentuh pundak Keysha, memperhatikan wajah anaknya yang terlihat gelisah.

Keysha mengedipkan matanya beberapa kali lalu menggeleng kecil sambil tersenyum kepada Safina. Entah kenapa perasaannya tiba-tiba berubah jadi aneh ketika gelas yang tadi sempat ia pengang jatuh begitu saja ke lantai.

"Keysha haus."

"Yaudah Bunda ambilin gelas lain, ya? Amora tunggu disini. Jangan turun, nanti kaki nya kena beling." ujar Safina, Keysha hanya mengangguk sebagai jawabannya.

Keysha masih berada di rumah sakit. Meski kandungannya tidak kenapa-kenapa, tapi Safina dan Oma Kelly lah yang menyarankan agar perempuan hamil itu di rawat 1-2 hari di rumah sakit.

Dan malam ini Safina yang menjaga Keysha. Wanita paruh baya itu tidak sendirian, ada Rakael yang juga ikut menemaninya.

"Ini sayang," Safina memberikan segelas air putih kepada Keysha. Setelahnya Safina membersihkan pecahan gelas tersebut.

"Kael kemana, bund?" tanya Keysha tidak mendapati kehadiran abangnya.

"Tadi katanya mau kedepan." jawab Safina seadanya.

Keysha mengambil ponselnya, ia mengecek beberapa pesan masuk. Namun tidak ada notifikasi dari seseorang yang ia harapkan. Perempuan itu mengedarkan pandangannya ke sembarang arah, tatapannya semakin terlihat gelisah dan perasaannya pun makin tak karuan.

Dengn lembut, Keysha mengelus perutnya seakan menenangkan bayi nya yang ikut merasakan apa yang sedang ia rasakan saat ini.

Sungguh, Keysha benci perasaan seperti ini.

"Keysha pengen keluar, bund." ujar Keysha menyingkap selimutnya lalu turun dari brankar.

"Udah malem, sayang. Di luar dingin." cegah Safina.

"Keysha pengen cari udara seger."

"Disini kan bisa," kata Safina lagi namun Keysha tetap bersikeras ingin keluar.

"Bentar aja, bunda.." balas Keysha penuh harap.

"Boleh, tapi bunda temenin!" Safina memasangkan jaket di tubuh Keysha lalu menyuruhnya duduk di kursi roda.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang