Bab 32 ~ Bertemu Martha

549 28 0
                                    

Selamat Membaca

Dengan berat hati akhirnya mama Darian mengatakan sesuatu pada Martha.

"Minta izinlah pada Mariam isterinya! Jika dia mengizinkan maka kami tak kan keberatan." Ujarnya sedikit ketus.

"Baiklah Tante, terimakasih. Kalau begitu saya minta nomor telepon Mariam." Martha tersenyum senang mendengar jawaban mama Darian.

Ayah Darian memberikan nomor Mariam, karena isterinya terlihat enggan.

Martha pun segera pergi setelah mendapatkan nomor Mariam. Wajahnya terlihat ceria, tak sabar ingin segera bertemu Darian.

Dia ingin bicara banyak hal dengan nya. Dia yakin hati Darian sebenarnya tetap masih milik nya.

Acara pun akhirnya terus berlanjut tanpa kehadiran kedua mempelai.

Baik orang tua Mariam maupun Darian, mereka tak ada niat sedikit pun mengajak kedua nya untuk kembali ke pelaminan.

Mereka tahu, Mariam dan Darian harus tetap berdua untuk membicarakan tentang kejadian tadi.

***

Kamar Pengantin

Mariam menggeliat dari tidurnya.

Sungguh dia terkejut saat matanya terbuka, ada suaminya yang sedang tidur pulas di sampingnya dengan tangan dan kaki yang memeluknya erat.

"Issh berat sekali!" Gumamnya dengan ketus.

Hatinya sedang terluka oleh adegan mesra suami dan mantannya itu.

Mariam berusaha untuk mengurai pelukan Darian. Namun sulit, karena setiap ia bergerak Darian selalu mengeratkan pelukannya.

Hingga akhirnya, Darian menggeliat dan  membuka matanya. Dia bisa melihat Mariam yang menatap nya dengan kesal.

Tak ada senyuman yang menghiasi bibir nya.

Darian menyadari hal itu, Mariam marah padanya.

Dengan cepat dia memeluk istrinya erat dan mengecup bibir ranumnya.

Chup

Bukan cuma kecupan, tapi pagutan lembut penuh gairah yang cukup lama.

Mariam enggan membalasnya, dia sedang mode ngambek.

Mariam mencebikkan bibirnya setelah Darian melepaskan pagutan nya.

"Pulas banget tidurnya, mentang-mentang udah ketemu pujaan hati!" Sindir Mariam.

Darian mengerutkan dahinya lalu mengesah pelan.

"Huuh, cemburu?" Kembali memeluk Mariam dan mengeratkan pelukannya. Ada senyuman tipis dari sudut bibirnya.

"Tidak!" Jawab Mariam ketus.

"Benarkah? Aku mau ketemuan sama dia." Goda Darian, dia ingin melihat reaksi isteri kesayangan nya itu.

"Apa!" Mariam terkejut, dia langsung memasang muka masam.

"Hahaha, dasar kamu ini pembohong! Kalau cemburu bilang saja!" Lalu membenamkan wajahnya di ceruk leher isterinya itu.

Mariam merasa terperdaya, sebisa mungkin dia bersikap tenang.

Melihat isterinya hanya diam saja, Darian segera bangun dan menarik tangan Mariam.

Kini mereka duduk saling berhadapan.

"Dengar! Aku sudah gak ada rasa apapun sama dia. Bagaimana mungkin aku mencintai dia, sementara hatiku sudah dicuri oleh kamu sepenuhnya." Ucap Darian dengan lembut.

Jodoh Luar BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang