PART 39

3.6K 746 37
                                    

PART 39

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 39

Bintang tak sadar menghabiskan sebagian makanan yang dia dapatkan dari dalam kulkas itu. Tangannya penuh beberapa buah dan juga sosis hingga jatuh dan menggelinding sebentar di lantai. Dia mengembalikan semua buah karena terlalu mencolok, lalu mengantongi sepuluh sosis hingga kedua saku celananya penuh. Sosis-sosis itu untuk stok makan selanjutnya jika saja dia belum mendapatkan uang.

"Udah kenyang?"

Bintang terperanjat dan langsung berdiri untuk kabur, tetapi Baskara menarik tangannya hingga dia tak bisa ke mana-mana.

"Muncul dari mana?" tanya Bintang heran.

"Ternyata maling beneran. Lo harus gue apain sekarang?" Baskara memandang Bintang. Sementara yang dia tatap langsung mengalihkan pandangan ke lain arah.

"Tadi mau aku bawa buat stok, tapi karena Kakak nggak ikhlas jadi aku balikin." Bintang mengeluarkan semua sosis dari kedua saku celananya dan menaruhnya ke meja yang ada di dekatnya. Dia hanya menggunakan satu tangannya karena tangannya yang lain sedang dipegang dengan erat oleh Baskara. "Makanan yang aku makan tadi bakalan aku ganti. Beneran. Aku ganti pakai uang, tapi butuh waktu. Hari ini aku harus makan, kalau aku nggak makan aku bakalan lemes dan nggak bisa cari uang."

"Gue percaya sama lo?" Baskara menarik Bintang dengan paksa ke dekatnya. "Menurut lo, hukuman apa yang pantes buat pencuri kecil kayak lo ini?"

Bintang sama sekali tak mau menatap Baskara. Dia mengulurkan satu tangannya. "Pukul tangan pakai kayu."

Baskara mengernyit. "Itu sepadan dengan apa yang udah lo curi?"

"Kan aku bakalan ganti." Bintang mendongak. "Kakak boleh mukul tangan aku, tapi bukan berarti aku nggak akan ganti apa yang udah aku makan."

"Gimana dengan kantor polisi?" Baskara tersenyum kecil melihat wajah panik cewek itu. Tidak mungkin dia membawa cewek itu ke kantor polisi. Urusannya akan panjang dan Baskara malas berurusan dengan hal-hal yang merepotkan. Toh, dia yang akan mengintrogasi cewek itu dengan cara apa pun. "Kenapa diem? Takut? Harusnya lo akan lebih tersiksa kalau gue penjarain di sini."

"Hah? Apa? Tunggu!" Bintang menahan dirinya di tempat ketika cowok itu menariknya dengan paksa. Bagaimana pun dia berusaha untuk bertahan di posisinya, tetapi Baskara tak kalah dengan tubuhnya yang jauh lebih besar dari Bintang.

Bintang diseret oleh cowok yang tak memberikan sedikitpun belas kasih.

"Tunggu!" seru Bintang setelah melihat sebuah kamar yang dituju cowok itu. "Kakak ngomong apa tadi? Penjara?"

"Iya, penjara. Mulai hari ini lo akan gue penjarain di sini." Baskara mendorong Bintang ke sebuah kamar, lalu menguncinya dari luar. Pintu itu dipukul berulang kali sehingga menimbulkan suara berisik dari dalam sana. Baskara tak peduli dan berjalan ke kamarnya untuk melihat kekacauan yang dibuat cewek itu.

Matahari Dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang