PART 50

3.5K 721 45
                                    

PART 50

Baskara tak mengerti apa yang dirasakannya. Hari-harinya berlangsung tak menyenangkan seperti awal kedatangan Bintang. Dia terlalu banyak berpikir. Terlalu banyak mencurigai Bintang. Terlalu takut ditinggalkan sendirian. Pada akhirnya, semua hal itu membuatnya jadi menjaga jarak dari Bintang.

Baskara menghabiskan waktunya lebih banyak untuk tidur hari ini. Dia pikir, dengan tidur akan membuatnya bisa tenang dari pikiran yang mengganggu. Nyatanya, ketika dia bangun di sore hari, suasana hatinya semakin buruk.

Dia tahu bahwa tidur sore membuat suasana hatinya berantakan. Sekarang, kacaunya jadi berkali-kali lipat.

Baskara masih berada di atas tempat tidurnya ketika matahari sudah terbenam sepenuhnya. Bintang tak pernah masuk ke kamarnya sekadar mengetuk pintu apalagi masuk tanpa permisi. Baskara merasa Bintang kecewa padanya yang telah tak peduli dari kekhawatiran Bintang akan mimpi buruk yang dia alami.

Lagipula, semua semakin terdengar aneh. Dan yang membahas hal aneh. Bintang yang juga menceritakan mimpinya yang tak masuk akal tentang dia yang seorang penjelajah waktu. Di mana-mana, mimpi itu memang tak masuk akal. Baskara terlalu memikirkan semuanya karena berpikir dia sedang dipermainkan oleh dua orang asing yang tiba-tiba muncul di hidupnya.

Baskara memejamkan matanya dan kembali tidur. Ketika bangun, dia sudah melihat pemandangan dari lampu-lampu malam kota.

Tok. Tok. Tok.

Baskara segera bangkit untuk membuka pintu kamar. Dia pikir Bintang yang sedang datang, tetapi tak ada siapa-siapa. Ketika melihat ke bawah, ada Dan yang sedang mendongak untuk melihatnya.

"Dan boleh masuk? Dan mau ngomong sesuatu."

"Ah, ya...," balas Baskara, lalu membuka pintunya untuk membiarkan Dan masuk.

Sejak awal Dan memang tidur bersama Bintang. Anak itu menolak tidur bersama Baskara karena ingin tidur bersama mamanya.

Baskara pernah mencurigai bahwa Bintang dan Dan adalah ibu dan anak, tetapi itu tak masuk akal karena tak mungkin Bintang melahirkan di usia 12 tahun. Kecuali Bintang berbohong soal umurnya. Bisa saja umur asli Bintang saat ini lebih dari dua puluh tahun. Luarnya saja yang terlihat remaja.

Pikiran Baskara semakin tak masuk akal karena rasa takut berlebihan akan dibohongi.

Tak sadar Dan sudah naik ke atas tempat tidurnya. Baskara menarik kursi ke dekat tempat tidurnya dan duduk di sana.

"Mau ngomong apa?" tanya Baskara sambil menyandarkan lehernya di atas kursi dan menggerakkan kursi belajar roda itu sambil menghela napas panjang.

"Kata Mama, Dan bakalan pulang kalau masuk ke kamar ini."

Baskara berhenti menggerakkan kursinya dan menatap Dan yang saat ini berdiri di atas tempat tidur.

"Pulang...?" gumam Baskara khawatir. "Ke mana?"

"Kembali pulang ke masa depan."

Baskara menunduk, lalu mengusap wajahnya. Akan tetapi, dia tak bicara setelah mendengar ucapan Dan yang dia pikir hanyalah imajinasi dari seorang anak kecil belaka.

Dan mendekatinya. Karena terlalu jauh, Baskara mencondongkan wajahnya ke dekat Dan. Dia tahu apa yang ingin Dan lakukan, yaitu mencium pipinya seperti biasa.

Cup.

"Jaga Mama baik-baik, ya."

Itu adalah kata-kata terakhir yang sempat Baskara dengar sebelum dia melihat Dan menghilang dari hadapannya.

Malam itu, Baskara melupakan semua hal tentang Dan dalam sekejap.

***

"Bahkan kalau lo mati juga gue nggak akan mau peduli lagi."

Matahari Dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang