47. Persetujuan!

437 14 0
                                    


HAPPY READING ❤️

47. Persetujuan!

Cuaca yang mendung membuat siswa-siswi SMA Angkasa bergegas untuk segera pulang ke rumah, Langit dan Senja kini sedang berada di parkiran menunggu beberapa siswa-siswi mengeluarkan motor mereka. Senja mendongakkan kepalanya melihat langit yang mulai menghitam, tanda akan turun hujan.

"Kamu mau langsung pulang?" tanya Langit yang sembari menolehkan kepalanya ke arah Senja

Senja menggelengkan kepalanya "enggak, aku pulang ke cafe aja soalnya udah lama gak masuk kerja, nanti di pecat lagi." ucapnya

"Gak akan di pecat, aku kan bos-nya." ucap Langit dengan sedikit menyombongkan dirinya

"Ya gak gitu juga, aku gak mau makan gaji buta!" ucap Senja

Langit menaiki motornya "ayo, aku sekalian mau nunjukin sesuatu untuk kamu." ajak Langit dengan semangatnya

"Mau nunjukin apa?" tanya Senja sembari naik ke atas motor Langit

"Ada deh, suprise pokoknya." godanya, terlihat raut wajah Senja sedikit cemberut.

"Sok ngasi suprise kamu tuh," dumelnya "udah ayo, nanti keburu hujan." suruhnya

"Baiklah Tuan putri!"

Di lain sisi, Fajar laki-laki itu sedari tadi memperhatikan keduanya lagi-lagi dirinya merasa cemburu, untuk apa juga cemburu padahal ia bukan siapa-siapa. Bohong jika ia sudah melupakan Senja, karena ia tak ingin berlarut atas ke sadboy-an dirinya, ia pun melaju meninggalkan pekarangan sekolah.

Fajar terus melajukan motornya, pandangan kosong dengan pikiran yang terus berpikir kemana-mana. Fajar merasa binggung, stress akan segala sesuatu hal. Apa lagi bayang-bayang Mamanya pada saat ditinggal oleh Papanya.

"Papa udah ninggalin kita berdua, nak."

"Mama sendiri!"

"Fajar jangan tinggalin Mama ya, nak!"

"Kebahagiaan Mama nomor satu!" kalimat itu keluar dari dalam hati Fajar, rasa sesak terus bergemuruh.

Hujan turun dengan begitu lebat, tetapi Fajar ia sama sekali tidak menepi untuk berteduh, kaca helmnya kini dipenuhi oleh rintikan hujan. Jalan yang telah basah akibat hujan membuat Fajar tidak memelankan gas motornya, sebuah mobil sedan berwarna putih berada di depannya dengan gerakan cepat ia membanting stang motornya ke arah kiri hingga menabrak pembatas jalan.

Brakkk

Bunyi dentuman motor bermerek  Kawasaki ninja zx-25r, Fajar terbaring tak jauh dari motornya, ia masih melihat dari kaca helm miliknya. Banyak sekali orang-orang, namun pandangannya gelap dan ia pun mulai menutup matanya.

"Ayo pak bantu saya angkat, biar saya bisa langsung bawa korban kerumah sakit!"

Mobil bewarna merah yang berada di tempat kejadian pun langsung menghantarkan Fajar ke rumah sakit terdekat, mobil yang memiliki kecepatan di atas rata-rata itu pun melaju agar korban segera ditangani.

*****

Kini Fajar tengah terbaring di brankar rumah sakit, untung saja kepala Fajar tidak terlalu kuat mengenai benturan hanya bagian tangan yang harus di gips. Matanya perlahan mengerjap karena silauan dari cahaya ruangan. Fajar menatap ruangan bernuansa putih itu, pikirannya sudah berkelana kemana-mana.

"Gue di surga? Tuhan ngambil gue cepet bener dah," ucapnya dalam hati. Saat melihat sekitar, ia menatap seorang perempuan menggunakan pakaian berwarna putih. Bisa ia lihat bahwa itu suster.

Cakrawala Senja |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang