Gajahmada Grogi

1.3K 108 3
                                    

"What? Are you crazy baby?!!"
suara Cakra keluar tanpa dicegah saking kagetnya dengan ucapan Putri.
Putri yang siap berlari ketaman langsung berhenti mendadak.

"Apa itu?" Putri penasarin. Scara Putri tidak mengenal bahasa itu.

Gawat!!!  Batin Cakra panik.

"Eh itu... pikiranmu bagus banget Putri, cepat aku akan mencari panglima " tukas Cakra cepat cepat, sebelum putri curiga dengan arti crazy.
Dia akan sangat ngambek jika dibilang sinting oleh Cakra. Baru juga akur masak mau berantem lagi.

Putri tersenyum bangga. Merasa tersanjung dengan pujian Cakra. Buru buru berlari ketaman menahan Cempaka supaya tidak masuk dulu.

Untunglah....

Cakra tidak habis pikir kenapa tiba-tiba Putri ingin menjodohkan Gajahmada. Ide sinting apa lagi dalam otak kekasihnya itu?. Bagaimana kekasihnya punya fikiran yang menjodohkan Cempaka dan Gajahmada?.

Cakra menghela nafas, melangkah keluar, mencari panglima Gajahmada yang mungkin sedang menemui Senopati Danurejo di markas prajurit.

***

Ditaman, Cempaka sedikit bingung dan tidak enak hati. Bagaimanapun juga baru kemarin dia kena damprat Putri nomer satu di Majapahit. Namun saat ini Putri Majapahit itu begitu baik padanya. Saat ini mereka sedang memetik cabai.
Bertanya segala macam makanan dan kesukaan Cakra waktu masih kecil.  Ada rasa iri sebenarnya dalam diri Tribuana, tapi Tribuana sadar saat itu dia belum kenal Cakra. Seandainya kenalpun mungkin tidak akrab seperti Cempaka Dengan Cakra. Terbukti walaupun kenal dan seusia Tribuana tidak akrab dengan Raden Seno putra Patih Nambi.
Sebenarnya Cempaka sudah mengambil semua yang dia butuhkan. Namun entah kenapa Tribuana masih memaksa untuk memetik berbagai sayuran lainya. Tuan Putri bertanya banyak hal tentang Cakra dimasa kecilnya. Cempaka menduga tuan Putri ingin tau cerita masa kecil Tuan muda Raden Cakra.

***

Sementara itu, tidak beberapa lama dari arah taman bunga, dari arah selatan, Putri melihat Cakra dan Gajahmada jalan beriringan.
Putri tersenyum dalam hati. Ini saatnya melancarkan rencananya. Masih ada waktu untuk mebicarakan ini dengan Cempaka sebelum Cakra dan Gajahmada sampai.

"Eee.. Cempaka?" Putri mulai dengan rencananya.

'Saya Tuan Putri".

"Aku akan bilang jujur padamu, dan kamu punya waktu untuk memikirkannya nanti" ucapan Putri membingungkan Cempaka.

"Apa maksud Tuan Putri" kini Cempaka aga takut.

Tribuana tersenyum.

"Kamu lihat pemuda yang datang bersama Raden Cakra itu?_putri tidak menunggu jawaban Cempaka_ "dia jatuh cinta pada pandangan pertama terhadapmu. Kamu tau, dia panglima perang tertinggi setelah aku. Aku  kira dia seorang pemuda berhati beku, dia menolak tawaran menikah dari banyak anak pejabat kerajaan. Tapi aku tau dia mencintaimu dalam pandangan pertama. Cempaka, sebagai seorang teman dan sebagai seorang Putri Raja dan adik Raja aku mau qkamu mempertimbangkan untuk menerima cinta Panglima agung Gajahmada"
Jelas Putri sedang menekan secara halus tapi maksa banget kepada Cempaka. Dengan membawa bawa silsilah pangkat dan kedudukan. Sekelas rakyat jelata mana mungkin  bisa menolak dikasih anugrah sebesar itu?. Cempaka benar benar tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya. Berusaha mencerna ucapan tuan Putri. Sebagai manusia biasa tentu saja hati Cempaka serasa membumbung tinggi mendengar ucapan Tribuana.

"Tuan Putri.... "
Suara Cempaka tercekat. Ini seperti mimpi bagi Cempaka. Bagaimana mungkin sekelas Putri Majapahit panglima tertinggi minta kepadanya.

"Sssstt... dia datang, pertimbangkan nanti" petik sayuran dipojokan sana!  nanti aku panggil" bisik Putri.

"Oh ya, jaga kakimu jangan sampai tersandung!" Tribuana tersenyum geli melihat langkah Cempaka yang nyaris gemetar.

Dyah Tribuana Tunggadewi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang