Three Syllable

3.1K 117 4
                                    

Aku tinggal sendiri di sebuah apartement, kamarku bernomor 104. 


Suatu hari ketika aku ingin keluar mencari makanan, aku melihat melalui jendela kamar. 


Banyak mobil polisi di depan gedung apartemenku. Aku ingin tau apa yang terjadi, tapi aku memutuskan untuk melanjutkan jalanku menuju toko makanan. 


Saat aku sedang berjalan dilorong toko, aku berpapasan dengan seorang wanita yang tinggal disebelah kamarku, Erika.


"Apa kau baik baik saja?" Dia bertanya padaku dengan tatapan nanar penuh gelisah.


"A-aku baik baik saja. Bagaimana denganmu?"


Dia menghela napas


"Sebenarnya.. penghuni kamar 201 dan 101 dibunuh semalam pada waktu yang sama. Kepala mereka terpenggal dan matanya dicungkil keluar, Gadis dari kamar 102 mengaku mendengar suara telepon kamar berdering sekitar pukul 11 malam. 


Deringan itu berhenti setelah beberapa lama, dan dia mendengar suara jelas mengatakan tiga syllabil yang menyeramkan... dan seseorang mulai berteriak. 


Gadis itu pindah pagi ini, aku tidak menyalahkannya. Dia mengambil langkah yang tepat. Jangan pedulikan aku, aku pemegang sabuk hitam. Kalau kau ada apa apa, jangan sungkan datang ketempatku. Kita kan tetangga."


"Umm.. ya, terimakasih"


Dia kembali melanjutkan belanjanya, dan dia lebih dulu menyelesaikan belanjanya. Aku memang masih mau melihat lihat stok makanan yang ada. Setelah aku mendapat apa yang aku inginkan, aku segera pulang.


Aku terus memikirkan apa yang dibilang erika, malam hari, setelah aku menyelesaikan makan malamku.. aku memutuskan untuk menunggu telepon yang dikatakan erika.


Sudah jam sebelas dan belum ada bunyi telepon. Aku juga mulai mengantuk, saat aku mulai memejamkan mata.. Aku mendengar suara itu


'Ringringring'


Suara itu datang dari kamar 103


Kemudian aku dengar lagi bunyi itu , kemungkinan dari kamar 202 dan 203.


Selisih beberapa detik kemudian, telepon berdering dari kamar 102.


Wtf? 


Bagaimana bisa telepon di empat kamar terpisah dapat berdering di waktu yang sama?


Telepon yang tadi berdering di kamar atas , sudah berhenti. Mungkin diangkat oleh pemilik kamar. Dan samar samar aku mendengar tiga syllabil itu... tapi lebih seperti orang bergumam.


Sebenarnya aku tidak terlalu memikirkan apa yang dikatakan erika tadi di toko. Tapi semua yang di ceritakan olehnya, benar benar terjadi.


Telepon dari kamar erika terus berdering, mungkin lebih baik kalau mereka tidak mengangkatnya..


Teleponnya terus berdering. Aku bergegas keluar menuju kamar 103, kamar tempat erika dan keluarganya tinggal.


Aku memakai sandalku kemudian berjalan ke sebelah


Aku dobrak pintunya, "jangan angkat telepon itu, erika"


Tapi aku terlambat.. Erika lebih dulu mengangkat telepon itu..


Setelah ia mengangkat telepon itu, dia mengatakan tiga syllabil 


"Hah Tah Yo"


Aku tidak mengerti sama sekali, tapi aku rasa itu memiliki makna yang dalam.


Aku berlari ke lantai atas untuk mengecek penghuni kamar tepat diatas ku..


Mereka baik baik saja..


Kemudian aku kembali untuk mengecek erika, mereka juga baik baik saja


Apa yang sebenarnya terjadi.. mereka selamat.


Lantas bagaimana bisa penghuni dari kamar 101 dan 201 di bunuh?


Aku tertegun.


Bagaimana kalau mereka yang mengangkat telepon itu selamat.. sedangkan yang menjadi korban adalah mereka yang tidak mengangkat telepon..


Oh shit...


Aku berada di lantai tiga karena kuatir akan keadaan penghuni kamar lain.


Aku mendengar suara dering telepon dari kamarku


Ringringring.

Ringringring.

Ringringring.

Ringringring.

Ringringring.


Terimakasih, telepon itu masih berdering..


Aku selamat.. 


Segera aku masuk, dan aku angkat telepon itu.


Tapi tiga Syllabil yang kudengar berbeda


'Kau terlalu lambat'


Dan semuanya menjadi gelap.

Original Horror Stories (Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang