5 - jangan minum miras

121 28 22
                                    

Zane terkejut mendengar bahwa ia sudah ‘tertidur’ selama empat hari. Ia beranjak dari kasurnya dengan cepat, mengabaikan rasa pening di kepalanya karena ia bangun terlalu cepat.

“Dillon, aku mau mandi!”

Satu hal yang paling tidak ia sukai adalah, hal yang jorok.

Dan mendengar ia tertidur selama empat hari, entah kenapa rasanya ia harus bertemu dengan air secepatnya.

Untungnya butler nya itu dengan gesit mempersiapkan air mandinya, walau sempat menegur Zane karena seharusnya ia istirahat lebih banyak.

Istirahat lebih banyak bagaimana? Tidur empat hari belum cukup banyak? Kalau di zaman modern ia yakin ia sudah disembelih karena dikira kerbau.

Rasa lega dan tenang memenuhi hatinya segera setelah ia merendam tubuhnya di air yang telah dicampur dengan wewangian dan tanaman herbal.

Bak mandi besar nan mewah dengan gaya klasik itu cukup untuknya menenggelamkan diri jika ia mau.

Dan ia mau.

Namun baru ia bersiap menahan nafas untuk menenggelamkan diri, ketukan pintu terdengar.

Hembusan nafas penuh kekecewaan terdengar darinya, “ada apa?” Tanyanya.

“bolehkah saya masuk tuan muda?” Tanya Dillon.

“jangan, aku lagi tidak berbusana” jawab Zane, bisa-bisanya ada orang izin masuk kamar mandi saat ada orang lain yang sedang mandi.

Dillon terdiam, “.....kalau begitu, saya akan menginformasikannya disini. Tuan marquess ingin menemui anda setelah ini, jadi anda harus bersiap”

“kenapa ia ingin menemuiku?”

“beliau bilang, beliau ingin mengetahui kondisi tuan muda”

“bilang saja kalau aku baik-baik saja”

“.....” , Dillon tidak menjawab, tanda itu bukanlah wewenangnya.

Zane menghela nafas lagi, ayahnya benar-benar semaunya, bukankah begitu?

“baiklah, lima menit lagi aku akan keluar”
.
.

Seperti biasa, Dillon dengan gesit membantunya memakai pakaian. Zane sudah terlalu lelah untuk komplain dan melarangnya membantu memakai baju. Sudah berkali-kali ia mengatakan bahwa ia bisa pakai baju sendiri namun Dillon selalu bersikeras.

Ditambah lagi setelah insiden batuk darah lebay yang membuatnya ‘tidur’ selama empat hari, Dillon semakin terasa seperti seorang ibu yang protektif.

“Dillon apakah kau ibuku?” Ucap Zane setengah kesal. Dillon hanya tertawa kecil “ah, apa tuan muda butuh seorang nanny? Aku juga bisa-”

“aish”

Terdengar kekehan kecil dari Dillon, sepertinya dia puas karena telah berhasil membuat Zane jengkel di pagi hari.

“ah iya, apakah aku perlu.. membawa sesuatu untuk marquess?” Tanya Zane.

“.. Ah, saya sudah mempersiapkan sebotol wine asli dari kerajaan-”

“tidak, jangan kasih miras”

“miras?”

“minuman keras. Tidak etis kan membuat mabuk bapak sendiri” keluh Zane. Ia tidak mengerti dengan para manusia yang hobi sekali memberikan wine sebagai hadiah. Untuk apa membuang banyak uang hanya untuk menyiksa diri dengan hangover? Apa jaman sekarang manusia jadi suka rasa sakit?

“apakah aku dipanggil untuk dihukum?” Tanya Zane lagi.

Terlihat kerutan di alis Dillon “tuan muda tidak melakukan kesalahan apapun.”

“aku mengacaukan acara makan malam, sepertinya ayah akan sangat marah. Yah, mau bagaimana lagi, ayo pergi.” Ucapnya.

“ah, tuan muda, tunggu. Ada yang tertinggal.” Ucap Dillon, ia beranjak membuka sebuah kotak yang terlihat mahal dengan ukiran yang mewah. Di dalamnya terdapat sebuah batu permata dengan bingkai silver.

“apa ini?” tanya Zane sambil menyentuh batu permata itu dengan hati-hati.

“batu permata ini adalah pemberian dari tuan Aldwyn, beliau secara khusus memesannya dari penyihir menara. batu ini dapat membersihkan mana kotor yang bersirkulasi dalam tubuh.” jelas Dillon sambil memasangkannya di kerah Zane.

Zane teringat akan iklan home shopping di dunia asalnya. Hal semacam  batu teroksidasi tinggi yang dapat menjernihkan hati, pikiran dan menyembuhkan jantung koroner dan biasanya, hari senin harga naik.

“apa benar efektif?” tanya Zane pada butlernya itu.

“setidaknya tidak ada salahnya untuk dicoba, bukankah begitu tuan muda? harga batu permata ini senilai dengan penghasilan tambang emas di gunung selatan selama satu tahun.”

Zane terdiam. lebih tepatnya, ia merasa nyawanya hampir melayang. kakaknya menghabiskan uang sebanyak itu untuk aksesoris seperti ini? apa dia gila?

// Author's note //

Kangen update cerita iniii

Semoga kalian sukaa yaa

votes + comments are very much appreciated ❤️❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The White Haired HypocriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang