Kecelakaan

7.1K 366 36
                                    








Wajah Aslan yang tadinya begitu manis, kini merubah ekspresinya. Ekspresi yang begitu asing, yang tak pernah Kanaya lihat sebelumnya. Wajahnya ikut-ikutan pucat, sorot matanya terlihat lebih gelap. Namun itu bukan ekspresi yang jahat, melainkan ekspresi yang begitu dingin namun bercampur dengan ketakutan. Walau hanya sekilas, namun Aslan sempat melihat tadi ponselnya terjatuh dari tangan Kanaya. Wajah wanita itu juga kaget bukan main. Tangan Aslan yang memegang kertas berisikan obat itu nampak bergetar.

Kanaya... sudah tau?

Dengan cepat Aslan berlari masuk kedalam mobil. Ia menaikkan kaca dan mengunci mobil itu sembari Kanaya masih mematung. Napasnya memburu karena tegang dan tergesa-gesa.

Kaki tangan Kanaya terasa sangat lemas. Ia sekuat tenaga mengontrol diri untuk tetap fokus. Kanaya kaget mendapati Aslan yang sudah duduk kembali disampingnya.

"Nay.." lirih Aslan pelan.

Air mata Kanaya terjatuh. Ia merasakan ketakutan yang sangat hebat. Seperti ada seorang monster yang duduk disebelahnya.

Aslan mencoba menarik lembut tangan Kanaya, namun wanita itu segera menepisnya dengan keras.

"Kanaya a-aku..."

"Lepas!" Jerit Kanaya.

Hati Aslan berdentum keras melihat raut benci dan takut Kanaya.

"Itu apa?" Tanya Kanaya sekuat tenaga menahan gejolak yang terus memburuh didadanya.

"Apa maksud dia?!"

"Jawab Aslan!"

Aslan menutup mata kuat-kuat. Otaknya serasa buntu karena tidak bisa menjawab Kanaya.

"Kanaya.. tolong.. kamu harus percaya sama aku. I-itu... itu bukan apa-apa."

Aslan meraih tangan Kanaya namun kembali ditepisnya lagi.

"I-itu bukan seperti yang kamu pikirkan, Nay. Sumpah!"

Aslan menjelaskan seperti orang yang kehilangan kontrolnya. Pelipisnya penuh keringat namun tangannya begitu dingin. Bahkan tatapannya nampak sangat panik.

"Aku ngomong jujur, Kanaya. Sumpah! Itu bukan apa-apa!" Ucap Aslan sambil mengguncang bahu Kanaya.

Wanita itu pun ketakutan dengan sifat Aslan. Belum pernah ia melihat kelakuan pria itu yang seperti ini.

"Aslan kamu jangan pegang-pegang!"

"Kamu harus percaya sama aku, Nay!"

"Itu bukan apa-apa!"

"Aslan sadar! Kamu udah gila ya?"

"Iya! Iya aku gila! Aku gila karena cinta mati sama kamu! Aku minta kamu untuk percaya sama aku! Itu ngga seperti yang kamu pikirkan!" Ucap Aslan seperti orang gila.

Pria itu menelungkupkan kedua tangannya pada pipi Kanaya. Wanita itu memberontak namun ia tak memiliki cukup tenaga untuk melawan.

"Aslan stop!"

"Kanaya aku cinta! Aku cinta sama kamu! Tolong lupain yang kamu lihat tadi!"

"Aslan lepasin aku!" Kanaya mulai menjerit dengan tangisannya. Ia ketakutan melihat Aslan.

"Aslan tolong!"

"Aslan stop! Please!"

Pria itu memeluk tubuh Kanaya yang makin memberontak.

"Nggak. Aku nggak akan lepasin sebelum kamu lupain yang kamu lihat tadi. Buat seperti kamu ga ngelihat apa-apa!"

"Aslan tolong jangan gini!"

BOSS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang