Busan, Selasa.
*** 12.11 ***
Jisoo masuk kedalam sebuah bus ia memilih duduk di samping kiri bus dekat jendela. Ia mulai duduk, setelah nyaman dengan duduknya, Jisoo membuka sebungkus permen, kemudian memasang headset di telinganya.
Tidak banyak yang bisa ia lakukan jika tanpa Jennie, jadi ia memilih untuk memejamkan matanya, alunan musik korea yang di dengarnya ternyata sangat membantunya untuk merasa lebih baik.
Bus pun mulai berjalan meninggalkan terminal. Dari arah berlawanan, sebuah truk pengangkut bahan terlihat berjalan oleng, sang pengemudi amat mengantuk.
Truk tersebut berpindah jalur ke jalur seberangnya, dan tiba-tiba menghantam bus yang di tumpangi Jisoo dari arah samping.
Truk menghantam keras tepi bus, tepat di sisi tempat Jisoo duduk. Jisoo terpelanting ke sisi lain bus begitu pula dengan penumpang lainnya.
Pecahan kaca tajam terbang menghujami tubuh Jisoo. Beberapa besi patah menusuk tubuh tak berdaya Jisoo, mengalirkan darah segar tanpa henti.
Truk terus berjalan menyeret bus, membuat orang-orang di dalam bus teraduk, begitu pula Jisoo yang sudah tidak sadarkan diri.
Sesaat setelah tabrakan, orang-orang mulai berdatangan menolong. Ada yang menelpon Ambulance, ada yang mencoba menolong langsung, dan hanya ada yang menonton sekaligus mengabadikan kejadian itu.
Beberapa pria pemberani langsung masuk ke dalam bus yang sudah tak berbentuk, mencari korban yang mungkin masih bisa di selamatkan.
"Sudah tewas" ucap seorang pria saat memeriksa nadi seorang nenek yang terhimpit kursi. Ia kembali mencari korban lain.
"Ini juga tewas" ucapnya setelah memeriksa seorang bapak-bapak di dekat kursi supir.
"Sepertinya ini juga tewas" ucap pria lain karena tidak merasakan nadi Jisoo yang sudah tergeletak bersimbah darah.
"Tidaaaakkkk!!" Jerit Jennie terbangun dari tidurnya, ia terengah, keringat dingin mengucur dari tubuhnya.
"Tidak Jisoo.. tidak.." gumam Jennie dengan napas yang tersengal.
Sudah beberapa hari ini Jennie bermimpi hal yang sama, mimpi buruk kematian Jisoo.
Jennie memejamkan matanya saat bayangan Jisoo yang berlumuran darah kembali melintas di benaknya, ia menggeleng kasar.
"Ka, apa kamu baik-baik aja?" Teriak Yeri di balik pintu, ia cemas mendengar teriakan kakaknya.
Yeri terkaget saat Jennie membuka pintu kamarnya dengan cepat, wajahnya pucat pasi.
"Kakak pinjam hp kamu" pinta Jennie, Yeri pun memberikan ponselnya walaupun ia bingung dengan tingkah kakaknya.
Yeri tahu Kakaknya tidak bisa menggunakan ponselnya sendiri yang sudah rusak di banting Papa beberapa hari lalu saat mereka bertengkar hebat, setelah kepergian Jisoo.
Karena hal itu, Jennie tidak bisa menghubungi Jisoo dalam beberapa hari ini. Di tambah lagi Papa dan Mama yang terus mengintimidasinya untuk tidak menjadi anak durhaka, membuat Jennie semakin frustasi dan tidak bisa kembali ke Seoul untuk sementara waktu.
"Kenapa enggak diangkat" gumam Jennis sambil menggigit jarinya saat ponsel Jisoo tidak menjawab.
"Aku enggak bisa tinggal disini lebih lama, Yeri" ucap Jennie membuat Yeri kaget.
"Apa Papa dan Mama dirumah? Tanya Jennie, Yeri Menggeleng, ia mengerti akan maksud kakaknya.
"Kak Jennie mau pulang ke Seoul?" Tanya Yeri, Jennie mengangguk dan bergerak masuk ke kamar untuk mengemasi barangnya, Yeri mengikuti Jennie.
STAI LEGGENDO
♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •
FanfictionJisoo adalah seorang Dokter Gigi dan Jennie adalah seorang Editor di kantor majalah Korea mereka adalah dua orang yang bahagia dengan kehidupannya masing-masing ternyata memiliki takdir yang tak terduga. Bagaimana cara takdir merubah kehidupan merek...
![♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •](https://img.wattpad.com/cover/316906520-64-k264388.jpg)