Pertandingan

26 4 0
                                    

Setiap orang memiliki dua pilihan, menjadi tokoh baik atau jahat. Memilih jadi baik, berarti siap menjadi tokoh jahat dalam hidup sendiri, begitu pula sebaliknya. Menjadi jahat di hidup orang lain, juga memungkinkan menjadi tokoh baik dalam hidup sendiri, tergantung tujuan melakukan hal tersebut.

Kenapa orang yang baik selalu ditindas? Ada yang mengatakan orang jahat kebanyakan berasal dari orang baik yang sering disakiti. Namun, pernyataan ini juga ditentang oleh kata-kata, kalau baik, tidak akan ada alasan untuk menuntut pembalasan atas rasa sakit.

Pernyataan pertama tanpa memikirkan pernyataan kedua adalah pilihan yang diambil oleh Saga Allegra, yang merasa hidupnya sudah terlalu sakit, sehingga memilih membenci adiknya sendiri sebagai pelampiasan.

"Lagi ada masalah?" tegur Rega masuk ke ring tinju.

Sudah jadi kebiasaan, kalau lagi bermasalah, pelampiasan Saga pasti ring tinju. Entah sudah berapa orang yang dia buat jatuh tidak berdaya.

"Lo mau jadi lawan gue berikutnya?" tanya Saga, mengabaikan pertanyaan sahabatnya. Tanpa dijawab sekalipun, Rega pasti mengerti.

"Sudah berapa orang yang kalah?" Rega mulai memakai sarung tinju, tidak akan pernah menolak permintaan dari Saga. Kebetulan, dia juga butuh pemanasan sebelum tanding malam nanti.

"Tiga, dua di antaranya udah gak bisa tanding malam ini," jawab pelatih mereka. Rega membulatkan matanya.

"Wah, ganas banget, Sa. Mau buat kita gagal sebelum perang?" oceh Rega. Kalau lagi penuh emosi memang Saga menjadi sangat menakutkan. Harusnya lima dari mereka akan maju ke pertandingan, termasuk Rega dan Saga. Namun, dua orang malah dibuat luka parah sama Saga, gimana mau ikut tanding.

"Gampang, kita berdua maju juga bisa menang," sahut Saga tidak ambil pusing.

"Sure, tapi kita perlu tau siapa yang lebih kuat," Rega tertawa, sudah bukan hal langka, dia menghadapi Saga, sahabatnya sendiri, untuk sekedar latihan.

"Jangan ragu kali ini, lakukan sekuat lo, karena gue juga gak akan mengendalikan diri," ucap Saga dingin, raut wajah Rega berubah seketika, sepertinya masalah kali ini terlalu besar sampai Saga tidak bisa mengendalikan diri.

Rega bersiap, ketika bel berbunyi. Keduanya mulai saling menyerang dan bertahan. Kemampuan Saga meningkat drastis. Sepertinya kalau seseorang marah, akan lebih kuat. Rega memilih bermain-main sesaat, mencoba menghandel kemarahan Saga hanya dengan bertahan, tanpa menyerang sama sekali. Namun, semakin tidak berguna.

Rega dengan terpaksa mengambil kendali atas Saga, membuat sahabatnya itu terpental, tidak sanggup bangkit.

"Obati luka lo, jangan sampai gak bisa main nanti malam. Setelah itu temui gue sama Carion di tempat biasa," ucap Rega melempar sebotol air mineral yang ditangkap langsung oleh Saga, begitu spontan.

"Jauhi Dawai!"

Langkah Rega terhenti.

"Kalau lo nanti malam menang, gue akan menurut, sebaliknya kalau lo kembali kalah, lo harus menjelaskan alasan melarang gue dekat dengan Dawai," sahut Rega santai, mengambil jaket dan kunci motor miliknya.

Kenapa Saga begitu kukuh memintanya menjauhi Dawai? Apa Saga menyukai gadis itu juga? Tetapi Saga bahkan tidak terlihat dekat dengan Dawai selama ini. Rega segera menggeleng, mengenyahkan pemikiran yang semakin menjadi. Dia akan mendapatkan jawabannya dengan segera.

Sementara Saga mengepalkan tangannya kuat.

"Malam ini, kasih jatah gue melawan Rega," tukas Saga.

"Gak bisa, kita di tim yang sama," sahut pelatih mereka.

Bukan Snow White - SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang