21- Pergi

29.7K 2.7K 185
                                    

"Apa kegiatan ku selanjutnya? " tanya Erland pada Kevin.

"Jam dua siang nanti akan ada meeting penting tuan, sebelum jam dua siang, jadwal anda kosong. " jawab Kevin.

Erland mengangguk paham. Ia melepas jas biru tua nya dan melepaskan dasi beberapa kancing kemeja nya lalu menggulung lengan kemeja nya.

"Apa anak itu sudah mengantar dokumen yang kuminta? " tanya Erland.

Kevin yang sedang duduk di meja kerja nya yang juga seruangan dengan Erland menggeleng.

"Belum tuan, tuan muda Geo belum mengantarkan dokumen yang anda minta. "

Erland berdecak. "Biar aku saja yang mengambil nya, jika menunggu anak itu yang mengantar mungkin sampai tahun depan pun ia tidak mengantar nya. "

Kevin langsung bangkit dari kursi kerja nya namun Erland mencegah nya.

"Aku akan pergi sendiri, kemarikan kunci mobil nya. "

"Tapi tu—

"Tutup mulut mu Kevin, aku bukan anak kecil lagi yang harus ditemani dirimu. "

Kevin menutup mulut nya rapat. Ia menyerahkan kunci mobil milik Erland kepada pria itu.

"Ah tuan. Anda tidak memakai jas lagi? " Erland menggeleng.

"Aku hanya ingin ke rumah putra ku, bukan ke perusahaan cabang. "

Erland langsung keluar dari ruangan nya dan turun ke lantai dasar perusahaan nya lalu berjalan ke parkiran dan menaiki mobil nya.

Lamborghini Aventador berwarna hitam itu melaju kencang menuju kediaman Geo.

.

"Dimana anak itu? " tanya Erland pada Edward, bodyguard yang bertahun-tahun bekerja dengan nya.

Edward menggeleng. "Saya tidak tahu tuan, tuan muda Geo tidak pulang selama dua hari."

Erland mengangguk paham.

"Tunjukkan kamar nya. " titah Erland diangguki Edward.

Edward mempersilahkan Erland berjalan terlebih dahulu. Kedua pria tampan berbeda usia itu menaiki tangga menuju kamar Geo.

"Ini kamar tuan muda Geo, tuan. "

Erland mengangguk. "Pergilah."

Edward menyerahkan kunci kamar Geo pada Erland membuat pria itu heran.

"Apa? Kamar nya dikunci? " Edward mengangguk.

Erland mengambil kunci itu dan menyuruh Edward pergi. Setelah kepergian Edward, Erland langsung membuka pintu kamar Geo.

"Ck, selalu hitam. Apakah anak itu tidak tahu warna lain selain hitam? Hidup nya sudah suram ditambah dengan kamar nya yang bernuansa suram juga. " decak Erland menatap kamar Geo yang luas dengan warna hitam yang mendominasi di seluruh ruang.

Navaila yang baru saja keluar dari kamar mandi sehabis buang air kecil terkejut melihat Erland.

Ia meremat ujung piyama nya gugup saat Erland menatap nya.

Erland mendekat membuat Navaila semakin gugup.

"Dimana Geo? " tanya Erland mengelus rambut Navaila.

Navaila tersentak ketika tangan Erland menyentuh rambutnya dan mengelus nya.

Navaila menggeleng pelan. "Nava ga tau om. "

Erland berdecak kesal mendengar panggilan dari Navaila.

"Aku bukan om mu. "

Navaila mengangguk kikuk.

Antagonist's Little Wife ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang