78 || I fucking love you

13.5K 712 20
                                    

Hai, happy reading cantik<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, happy reading cantik<3

>>>•.•<<<

Chika berjalan melewati koridor sekolah bersama Alika, kedua gadis itu menuju parkiran, dimana mobil jemputan Chika sudah menunggu disana. Ini hari pertama gadis itu akan di antar jemput oleh supir suruhan Edward, Papa nya.

"Tumben lo di jemput? Kael nggak nganterin lo?" Alika bertanya kepada Chika, sahabatnya itu belum mengetahui bahwa Chika dan Rakael putus siang tadi.

"Kalo lo udah di jemput gini, berarti bokap lo lagi nggak baik-baik aja, Chik." ujar Alika.

"Emang kapan dia pernah baik?" balas Chika menghentikan langkahnya, menatap muak mobil di hadapannya.

"Biar gimanapun juga, dia tetap Papa lo."

"Ck, nggak ada kata Papa dalam hidup gue." tekan Chika.

"Iya, gue ngerti, tapi-loh itu bukannya Rakael? Ngapain dia samperin Celia?" Alika mengerutkan keningnya melihat Rakael yang menghentikan motornya di depan gerbang sekolah, dimana ada Celia juga disana.

Kini Alika menatap wajah Chika dengan penuh tanya, "Kalian berantem?" tanyanya mendesak Chika.

"Bukan urusan lo! Gue balik duluan." Chika meninggalkan Alika, segera ia memasuki mobilnya mengabaikan panggilan Alika.

Chika mengalihkan pandangannya ketika akan melewati gerbang sekolah, sungguh dadanya kembali sesak. Tak bisa di pungkiri, hatinya sakit melihat kedekatan Rakael dan Celia lagi.

Namun apa yang bisa ia lakukan? Hubungannya dengan Rakael telah selesai. Chika tidak ingin egois. Hanya karena hubungannya dengan cowok itu, ia harus melihat Mama nya menderita.

Iya, semua yang Chika lakukan demi Mama nya dan juga Rakael.

"Lo serius mau nganterin gue?" tanya Celia antusias kepada Rakael. Akhirnya setelah sekian lama, Rakael mau mendekatinya lagi.

"Hm," Rakael mengulurkan helm kepada Celia, yang di terima dengan senang hati oleh gadis itu.

"Kael, ini kok nggak bisa?" ujar Celia kesusahan saat mengaitkan helm nya.

"Nggak usah manja, buruan!" tukas Rakael tak berniat membantu Celia. Cowok itu melirik sejenak mobil Chika yang keluar dari area sekolah.

"Gue boleh peluk lo, kan?" tanpa menunggu jawaban, Celia sudah melingkarkan tangannya di pinggang Rakael.

Meski bingung dengan sikap Rakael saat ini yang tiba-tiba ingin mengantarnya pulang, namun Celia tetap merasa senang sekali. Gadis itu yakin bahwa, Rakael masih mencintainya, persis seperti dulu. Bahkan Celia masih mengingat jelas bagaimana cocoknya mereka hingga di juluki pasangan serasi sewaktu SMP.

Celia semakin erat memeluk tubuh Rakael sembari menikmati angin yang menerpa wajahnya. Hal itu dibiarkan begitu saja oleh Rakael membuat gadis itu mengembangkan senyumannya. Kapan lagi kan ya, mereka pulang bersama seperti ini. Sebaik mungkin kesempatan itu Celia gunakan untuk mengobati rasa rindunya kepada mantan nya ini.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang