STORY 16
Sudah jatuh, tertimpa buah durian juga, mungkin itu pepatah yang tepat untuk Gaudi.
Tepat dimalam ulang tahunnya yang ke-30 tahun, ia bukannya dilamar malah mendapat surat undangan pernikahan dari pria yang selama tujuh tahun ini dicintain...
🎼 Young and Beautifull|Lana Vibes lagunya enak banget pas nulis part ini
Absen yang rame biar zefmon semangat!!!
PART INI PANJANG!!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Matahari mulai menyongsong dari balik awan, kilaunya yang berwarna kekuningan menyinari tanaman di halaman rumah sederhana Gaudi.
Gaudi membuka jendelanya, membiarkan asap dari rumah penduduk lain ikut masuk ke rumahnya. Setiap pagi Gaudi akan menghirup asap ini, jadi dia tidak terganggu sama sekali. Penduduk di sini masih menggunakan kayu bakar sebagai media untuk memasak sehari-hari, biasanya sih mereka membakar ubi dan singkong pagi-pagi, malah Gaudi jarang bikin sarapan karena terus diantarkan makanan oleh mereka.
Gaudi mencepol rambutnya, menyampirkan handuk di pundaknya lalu pergi membawa pouch berisi peralatan mandi ke belakang rumah. Bilik kamar mandi yang sederhana inilah yang ditempati guru-guru sebelumnya untuk mandi.
Selesai berganti pakaian, Gaudi mencabut handphonenya dari charger, tapi tahu apa yang ia temukan?
Layar handphone yang semula mati kini menyala bersamaan dengan bunyi pesan masuk.
