64 - lambobo chip

2K 309 204
                                    

Manik biru itu menatap jauh, pandangannya tertaut lurus pada jendela yang menampilkan pemandangan langit yang sudah menggelap itu. Setelah itu, Manik safirnya kembali menatap ke arah pintu dimana sang kakak sulung melangkah pergi, juga bagaimana ia menunggu sang bungsu untuk kembali.

Namun menurutnya ini bukan hal yang buruk. Jika kebencian terpupuk pada hati sang bungsu, mungkin ia akan merasa lebih mudah untuk melepas segalanya, bukankah begitu?

Taufan tersenyum lemah. Jadi, beginilah akhirnya.

sebuah permainan rumah-rumahan yang kita bangun selama belasan tahun, seperti inilah akhirnya.

delusi tentang ikatan tali persaudaraan yang kuat itu, mungkin cukup sampai sini saja.

Awalnya mereka bukanlah siapa-siapa bagi satu sama lain. Hanya sebuah kekuatan Elemen tak berbentuk yang mengikat kontrak dengan manusia yang sama. Dan, sebagai spirit, cukup lucu bagaimana ikatan duniawi ini begitu sulit untuk dilepas. Bagaimana mereka rela, mengorbankan kesaktian mereka, untuk seorang anak laki-laki yang mempersatukan mereka.

Namun Boboiboy, waktu manusia dan spirit itu berbeda.

definisi “bersama selamanya” milikmu dan milik kami, itu berbeda.

Jadi biarlah aku merasakan rasanya menjadi Manusia. Untuk chapter akhir dalam hidupku sebagai Taufan. Taufan si saudara kedua, Taufan si usil, si bandel, semua gelar itu. Izinkan aku membawanya hingga nafas terakhirku.

Taufan tersenyum, mengambil topi biru dongker yang sudah ditumpuk debu karena disimpan di lemari yang terkunci berbulan-bulan. Ia mengenakannya dengan gaya nya yang biasa, dengan lidah topi menghadap ke samping. “Aku adalah agen S, Boboiboy Taufan.” gumamnya pelan sambil tertawa sinis. “Agen S, huh?”

Taufan melompat dari jendela yang belum ditutup itu. Walau kondisi tubuhnya buruk, ia tetap berhasil mendarat dengan aman. Ia menekan anting hitam di telinga kanannya, menghubungkan koneksi privat antara dia dan Revan.

“Bawa Lambobo ke sini.” ucapnya dengan suara datar. Revan yang sebenarnya telah khawatir semenjak Taufan tidak menghubunginya kini merasa sedikit kesal karena langsung diperintah. “Pulanglah dulu.” ucap Revan dengan suara serak , dingin namun terdengar lembut di waktu yang bersamaan. Rasanya orang-orang tidak akan percaya jika penjahat yang membunuh manusia sebagai pekerjaannya memiliki suara Angelic seperti ini.

“Tidak bisa, aku sibuk.” jawab Taufan.

“Aku juga.” , jawab Revan tak mau kalah.

“Baiklah, kalau begitu tidak usah bawa. hanya satu step yang tidak berhasil tidak akan berdampak banyak juga.” Jawab Taufan. Revan sedikit kesal. Ia mengusak surai putih miliknya sendiri dan menggerutu.

“Baik, dalam 10 menit akan sampai.” Ucap Revan.

“lima.” Ucap Taufan.

“Ha?!”

“hm, tiga saja deh. Bawakan Lambobo padaku dalam kurun waktu 3 menit. Tabrak saja beberapa fasilitas Tapops.” Jelas Taufan lagi.

Revan memijat pelipisnya karena sakit kepala yang dibuat oleh partnernya ini. Namun di sisi lain, kesempatan menghancurkan beberapa fasilitas Tapops adalah penawaran yang lumayan menarik. “Baiklah.” ucapnya kalah.

Ia kira Taufan akan mematikan koneksi mereka, namun nyatanya koneksi telekomunikasi antar mereka berdua masih menyala, membuat Revan mendengar suara lemas, serak namun memiliki aspek keusilan di setiap kata yang ia lontarkan.

“Satu..” Ucap sang pemilik manik biru itu.

“Apa maksudmu–” Ucap Revan yang bahkan belum menyalakan mobil.

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang