BAB 6

195 41 84
                                    

Hari ini adalah hari pertama Taehyung melukis dinding di TK Seonjo. Ia sengaja datang ke sekolah jam tujuh tepat. Setelah mengantarkan Kiwoo dan Sena ke kelas mereka masing-masing, Taehyung membawa peralatan lukisnya ke dalam ruang kelas yang hendak ia lukis.

"Appa," suara mungil Sena membuat Taehyung----yang sedang memakai apron plastik agar pakaiannya tidak sampai terciprat cat----menoleh.

Senyum Taehyung merekah kian lebar saat ia mendapati Yoona ikut berdiri di samping Sena dan Kiwoo.

"Mengapa kalian datang kemari?" Taehyung berjalan menghampiri mereka bertiga.

"Kelas mereka baru akan dimulai jam delapan nanti, kasihan Kiwoo dan Sena berdiam seorang diri di kelas mereka karena teman-teman mereka belum ada yang datang." Yoona beralasan. "Jadi aku mengajak mereka untuk melihat-lihat apa yang sedang kau kerjakan." Meskipun kata-katanya mengalir lancar, Yoona menghindari tatapan mata Taehyung. Sejak menyadari bahwa ia telah jatuh cinta kepada lelaki itu, kehadiran Taehyung selalu saja membuatnya berdebar-debar. Ia ingin mereka selalu bertemu namun menjadi resah jika berada terlalu dekat seperti ini. Ia ingin memandang wajah tampan Taehyung namun tak mampu menatap mata pria itu tanpa membuat jantungnya melompat-lompat seperti seekor kelinci liar.

"Aku belum melakukan apa-apa, baru membongkar isi tasku." Taehyung memperlihatkan tempat kuas dan palet yang ia jejerkan di atas lantai.

"Semua cat lengkap, bukan? Jika kurang, kau bisa memintanya langsung kepada Pak Oh. Dia penanggung jawab sekolah sekaligus manager pemugaran TK Seonjo."

Taehyung mengangguk, "tadi Pak Oh sudah memberiku arahan dan di mana aku bisa mencarinya jika aku memerlukan bantuannya."

"Pak Oh sangat baik, kau jangan segan-segan padanya." Yoona menoleh ke belakang Taehyung karena pipinya kembali terasa panas saat ia merasakan tatapan Taehyung melekat pada wajahnya.

Tapi Taehyung memiliki alasan untuk menatap Yoona lekat-lekat. Wajah gadis itu terlihat begitu manis. Rambut panjangnya dijepit dengan pita berwarna pink muda yang senada dengan warna kemeja berlengan panjang yang dikenakan olehnya. Atasan berbahan rayon itu dilapisi dengan sebuah jaket wol putih keabuan. Dan sebuah celana panjang berbahan kain warna gelap menambah elok penampilan Yoona pagi itu. Tapi yang paling menarik perhatian Taehyung adalah wajah Yoona sendiri. Jika biasanya Yoona selalu mengenakan riasan tipis dengan warna lipstik yang tidak terlalu kentara, pagi itu bibir Yoona terlihat lebih terang, cerah, tegas, dan basah. Alisnya pun menjadi lebih gelap dan eye-liner yang digunakan oleh Yoona semakin menonjolkan bentuk matanya yang besar dan indah. Baru kali itulah Taehyung melihat wajah Yoona dipulas dengan riasan yang cukup terlihat jelas-----tapi tetap tidak terlalu berlebihan. Apakah penampilan Yoona pagi itu membuat sang gadis terlihat lebih cantik dari biasanya? Taehyung tak tahu, ia selalu suka melihat Yoona dalam keadaan apapun.

"Appa," Sena memegang tangan Taehyung, "Appa mau melukis apa? Anak anjing?"

Taehyung menoleh puterinya, "Appa tidak akan memberitahu Sena. Nanti saja kau lihat sendiri apa yang Appa lukis di dinding."

"Lukis anak anjing ya, Pa." Sena mengajukan permintaan khusus.

"Anak anjing seperti apa?"

"Yang seperti di klinik."

"Seperti anak anjing dr. Lee?"

"Iya." Sena mengangguk. "Sena mau anak anjing seperti punya dr. Lee."

"Kalau Kiwoo mau anjing yang besar. Leonberger, great dane, st. Bernard, atau golden retriever. Mereka keren dan gagah."

"Kau hafal nama jenis-jenis anjing, ya." Yoona memuji kagum.

Kiwoo melirik Yoona. Ia mengangkat bahu tanpa menyahut.

WHEN LILAC IS FALLING [VYOON FANFIC]Where stories live. Discover now