[4] Keputusan

6.7K 379 1
                                    

Kaki Ilmi berjalan cepat menyusuri sebuah gang sempit tempat di mana Dewi disekap. Tidak salah lagi, pasti mafia Sun World yang telah menyekap Dewi. Membuatnya sebagai ancaman agar ia mau gabung menjadi anggota Sun World.

Ia mendesah dalam hatinya. Merutuki kesialannya yang tiada berakhir. Juga hatinya yang sempat memuji bagaimana tampannya dan baiknya Brian. Laki-laki itu sama saja dengan Reno. Sama-sama brengsek.

Namun, saat ia berjalan tergesa-gesa, sebuah tangan besar menariknya. Bersembunyi di balik tong-tong besar yang catnya sudah luntur.

"Sssst... mereka di sini."

***

Berkali-kali Dewi mencoba melepaskan ikatan tali di tangan juga kakinya, atau berusaha untuk melepaskan lakban yang menutupi mulutnya sambil memanyun-manyunkan bibirnya, namun tak ada satupun usahanya yang berhasil.

Ia tahu, kesempatannya untuk lolos hanya 0,5%. Bahkan tidak ada 1% pun kesempatan untuknya untuk lolos dari para mafia gila itu.

Entah bagaimana caranya, saat ia sedang asik-asik membersihkan apartemen, bel berbunyi nyaring menandakan ada tamu datang. Ia berlari kecil untuk membukakan pintu. Namun, belum sempat ia menanyakan untuk apa para sekumpulan orang berjas itu datang, ia merasakan tubuhnya melemas dan ia hanya bisa melihat kegelapan.

Jika mulutnya tidak dilakban, mungkin Dewi sudah menyanyikan lagu Dewa 19 dengan lirik yang ia ganti menjadi...


Ingin kubunuh dirimu...

Di depan semua teman-temanku...

Dengan kedua tanganku...

Agar kau merasakan sakit....

Aku pembunuh...

Dewa 19 - Cemburu.


Kedengarannya memang ekstrem, tapi Dewi benar-benar emosi sekarang. Rasanya ia ingin menjambak semua rambut mafia di dalam gedung tua itu sekarang. Menendang patatnya dan mencekek lehernya sampai dia minta maaf sambil sujud-sujud sama Dewi.

Dan di saat-saat seperti inilah Dewi merasakan bahwa ia sangat rindu pada Rofik. Apalagi ia belum baikan dengan tunangannya itu sejak bertengkar beberapa hari yang lalu.

Pertengkarannya seputar dengan waktu pernikahan mereka yang akan dimajukan. Dewi tidak siap dan Rofik tetap memaksa.

Dewi tidak siap karena Rofik adalah seorang nelayan, eh bohong deh. Rofik adalah nahkoda dan ia menetap di luar daerah yang mengharuskan Dewi untuk ikut bersamanya.

Dewi belum siap. Belum siap meninggalkan teman-teman dan keluarganya, kemudian ikut dengan Rofik yang jauh di sana. Ia masih ingin menikmati masa-masa ini sebelum nanti benar-benar fokus dengan pernikahan.

Aaaah... Dewi menatap nanar pada kumpulan mafia yang sedang berjaga. Jika ada Rofik, mungkin tunangannya itu bisa menyelamatkannya.

***

"Brian...?"

"Kamu benar-benar akan menyerahkan diri?"

Kening Ilmi langsung berkerut. Bingung. Mengapa laki-laki itu menanyakan hal seperti itu kepadanya? Bukankah laki-laki itu yang selalu membujuknya untuk bergabung dengan Sun World?

"Jangan lakukan ini kalau kamu terpaksa," ucapnya dengan nada lirih.

"Aku nggak ngerti. Bukannya kamu yang selalu membujuk aku untuk menjadi anggota Sun World?"

Laki-laki itu menunduk. Memejamkan matanya sejenak sambil menari nafasnya dalam-dalam. Kemudian menatap Ilmi tepat di manik matanya. "Aku berubah pikiran."

Beautiful HackerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang