Bab 18

93.5K 11.4K 373
                                    

Dua Minggu berlalu setelah acara kenaikan kelas. Semuanya kembali seperti semula, kedatangan siswa-siswi baru, teman baru, kelas baru, dan perubahan lingkungan yang baru. SMA adalah masa yang paling menyenangkan dan indah bagi beberapa orang tapi, beberapa orang itu tidak termasuk Altheya.

Berjalan dari kosan ke sekolah hanya memakan waktu 3 menit, sembari berjalan Altheya mengigit roti isi telur ceplok dan saos tomat serta cabe, sarapannya pagi ini. Altheya itu sangat menyukai pedas, ia lebih suka makanan pedas daripada manis, makanan manis bisa eneg untuk dimakan sedangkan makanan pedas tidak akan pernah.

Kehidupan SMA di kehidupan sebelumnya sebenarnya biasa saja namun, berubah buruk sejak kedua orang tuanya meninggal, sejak saat itu ia sama sekali tidak bisa mengingat kenangan indahnya ketika SMA. Bertemu dengan kekasihnya di rumah sakit adalah berkah dan kebahagiaan untuk Altheya maka dari itu ketika dia pergi Altheya menjalani hidup dengan suram.

"Altheya! Pagi!" Zehra tiba-tiba muncul dari arah samping Altheya, gadis itu terlihat manis dengan Bandana Kelinci nya.

"Pagi," jawab Altheya suram.

Zehra tertawa geli. "Kamu suram banget padahal masih pagi."

"Yah gue malah berharap untuk tidak bertemu dengan pagi." Pandangan matanya seperti orang mati.

Zehra menepuk pundak Altheya dengan cukup keras. "Jangan gitu! Kita masih muda! Banyak hal yang bisa dilakukan!"

"Seperti merampok Bank?" saut Altheya, ia tertawa miris.

"Bukan ih!" Zehra mendumel kesal. "Btw aku mau bilang makasih sama kamu karena waktu itu udah bantu Vergo."

Altheya mengangguk lemah. "Yah, sama-sama." Lagian ia tidak melakukannya dengan gratis.

Zehra menggembungkan pipinya, ia terlihat imut. "Kamu ih! Inilah alasan kenapa kamu engga punya teman! Aura nya negatif!"

"Iya gue engga tahu cara ngubah ke positif."

"Vergo!" Zehra tiba-tiba menjerit memanggil seseorang.

Dimana ada Vergo tentunya pasti ada Delta.

Altheya mematung di tempat, ia membiarkan Zehra mendekati Vergo dengan melompat-lompat kecil seperti Kelinci.

Delta berjalan mendekati nya.

Gadis itu berbalik arah, berniat untuk pergi.

"Mau kemana?" Gerakannya kurang cepat, Delta menarik Tas-nya.

"Lepas, gue engga mau di amuk Meyza."

"Gue sama Meyza udah putus."

Altheya melotot ngeri. "Holy Moly! WTF! Lo berdua putus?" Kedua tokoh utama ini putus? Kenapa? Ada apa? Bagaimana? Bukannya adegan ini tidak pernah ada di dalam Novel, seingatnya seperti itu.

"Ini baru awalnya." Altheya ingat semester baru di kelas 12 adalah awal mula Novel terjadi.

"Sudah berakhir."

Mulut Altheya menganga lebar. "Kok bisa? Karena gue yah?" tebak nya, kepedean, asal ceplos aja.

"Iya." Ups, ternyata dia tidak kepedean.

Altheya terdiam. "Jangan, lo pasti nyesal buang dia." Ada sebuah cerita diantara mereka berdua yang nanti akan terungkap.

Delta ingin berbicara namun kehadiran seseorang membuatnya diam.

"Bagus lo yah, gue hubungi engga di respon." Kile mendumel kesal.

Altheya meliriknya. "Ngapain hubungi gue? Kan yang penting uangnya masuk terus."

Crazy (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang