46. Ending

513 149 161
                                    

Hai para readers tercinta✨🥰👋

Gak kerasa udah ending aja ya😭
Udah siap belum baca endingnya

Semoga kalian suka ya

Sebelum baca jangan lupa untuk vote and komen

Dipersilahkan menandai typo:v

Dan nyatanya, kita hanya dua manusia dengan wajah yang sama namun dengan luka yang berbeda.

~Keysha Queensyah Bramasta~

~Keysha Queensyah Bramasta~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiga hari berlalu. Namun, semenjak pulang Zia sama sekali tak pernah melangkah keluar dari kamar Keysha. Ruangan yang dulu sangat jarang ia datangi, kini menjadi ruangan yang tidak ingin ia tinggalkan.

Ruangan di mana ia bisa mengenang semua tentang Keysha. Foto-fotonya, barang-barang kesukaannya, bahkan, aroma tubuh gadis itu masih melekat di selimutnya.

Zia semakin mengeratkan pelukannya pada bantal Keysha, menenggelamkan dirinya di balik selimut kakaknya itu.

"AAAAAA!" teriaknya kencang meluapkan rasa sakitnya.

Ruangan sepi itu menjadi saksi bisu dari isak tangisnya yang begitu menyayat hati. Rasanya begitu sakit, Zia seperti kehilangan kewarasannya. Kenapa semua ini harus terjadi? Kenapa harus Keysha? Kenapa? Kenapa tidak dia saja?

Jarum jam kini menunjukan pukul 09.13. Tapi gadis itu bahkan masih belum mengisi perutnya sejak kemarin dan belum meminum apapun.

Gara dan Lisha tidak berhenti untuk terus membujuk Zia makan. Namun gadis itu tetap tidak mau memakan apapun. Ia bahkan tidak ingin bertemu siapapun.

Hanya Gara dan Lisha yang dapat menemuinya. Itu pun setelah Gara berhasil mendobrak pintu kamar itu dan menemukan anaknya dalam keadaan tak sadarkan diri dan tangan yang kembali penuh dengan luka sayat.

Mental Zia semakin hancur. Ia semakin membenci dirinya, gadis itu tidak berhenti melukai dirinya sendiri setelah mengetahui Keysha telah tiada.

"Lo jahat Kak ... kenapa lo tinggalin gue sendiri. Kak Zayyan, Zia kangen .... Kenapa kalian pergi ... kenapa kalian gak ajak Zia ...." Zia semakin terisak.

"AAAAA! PEMBAWA SIAL! GAK BERGUNA!" Dia pun bangkit memukul-mukul kepalanya, menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi.

"KARENA LO KEYSHA PERGI! LO GAK BERGUNA LO CUMA BISA NYUSAHIN! GUE BENCI SAMA LO!"

Ceklek!

"ZIA!" Lisah segera berlari menghampiri anaknya setelah melihat Zia menyakiti dirinya sendiri.

"Sayang, tenang. Zia, Mama mohon jangan begini." Lisha berusaha menahan tangan Zia yang terus-menerus memukuli kepalanya sendiri.

Setelah berhasil, ia pun memeluk putrinya. "Sayang, tenang ya jangan begini." Lisha mengusap penuh sayang kepala putrinya itu.

You Are My Medicine [END]Where stories live. Discover now