44: Jungwoo

632 65 34
                                    

YOU POV

Aku pikir orang tua Jaehyun dan Johnny hanya sebentar berkunjung ke rumah ini. Setelah puas menumpahkan kemarahannya pada anak mereka masing-masing, diakhiri momen pelukan serta meminta maaf padaku, mereka langsung pulang karena merasa tak enak dengan kami. Namun, semua hal memang terkadang tak berjalan sesuai dugaan. Ibu dan bapak Johnny malah mengajak kedua orang tua Jaehyun menyantap makan malam di rumah ini bersama kami. Tentu saja, kami tak bisa menolak hal tersebut, apalagi mengingat kedua orang tua lelaki itulah yang paling banyak memasok uang untuk situs ini.

Setelah memesan makanan online, ibu Johnny mengajak kami berkumpul di ruang makan guna berbincang sambil menunggu makanan tersebut tiba. Banyak sekali pertanyaan yang para ibu sosialita itu berikan pada Taeyong selaku master kedua. Sementara Jungwoo sengaja melarikan diri dari perbincangan tersebut dengan alasan ingin merokok di halaman belakang. Aku yang merasa tak enak setelah mendengar pertanyaan ibu Johnny seputar kegiatan seks kami di rumah ini pun meminta izin untuk buang air kecil ke kamar mandi. Padahal aku pergi ke halaman belakang rumah untuk menemui Jungwoo disana.

Lelaki itu sedang menikmati rokok dalam keadaan berdiri menatap langit malam ditemani seorang bodyguard NEORUM. Dapat aku dengar percakapan antara keduanya yang merujuk pada, "Pak, sudah makan belum? Kalau belum pesen aja makanan untuk yang lain juga ya pak." terdengar begitu perhatian dibalik sikap menjengkelkan yang kadang ia berikan padaku.

Aku berjalan menghampiri keduanya untuk melayangkan pertanyaan, "Master, sedang apa?" yang aku tujukan untuk Jungwoo seorang. Bodyguard tersebut pun pergi meninggalkan kami berdua di halaman belakang rumah NEORUM. Jungwoo tersenyum ke arahku sambil menjawab, "Ngudut, sayang".

Sesampainya dihadapan lelaki itu, aku gigit bibir bawahku dan tanpa sadar menundukkan kepalaku saat bertanya, "Bolehkah aku memelukmu, master?". Terdengar begitu menggemaskan bagi Jungwoo sampai memancing lelaki itu mendekat ke arahku untuk membawa tubuhku ke dalam pelukannya erat. Jungwoo tertawa pelan saat mengatakan, "Lain kali, kalau mau peluk, peluk ajaa sayangku." seperti menasehati diriku yang terus-terusan merasa malu saat berada di dekatnya. Aku pun menjawab, "Aku takut ganggu." dengan terus menyembunyikan wajahku pada dada bidang lelaki itu.

Jungwoo tertawa pelan sambil mengusap lembut belakang kepalaku. "Kayak sama siapa aja." gumam lelaki itu terdengar begitu lembut. Aku baru menyadari satu hal, yaitu setelah Jungwoo menyadari kehadiranku di sekitarannya, lelaki itu langsung mematikan rokok miliknya agar membuatku merasa nyaman saat berada di dekatnya.

Cukup lama kami habiskan waktu dengan saling memeluk tubuh satu sama lain, Jungwoo nyamankan posisi kepalanya pada tubuhku, sama halnya denganku yang merasa begitu nyaman memeluk lelaki itu sebelum Jungwoo lepaskan pelukan kami secara tiba-tiba untuk menangkup wajahku.

Lelaki itu tatap mataku dengan lamat sebelum jemari tangannya mengelus pipiku dengan lembut, "Bisakah kamu bersikap menjengkelkan saja padaku?" tanya lelaki itu yang langsung aku jawab, "Kenapa?", tanpa sadar mempoutkan bibirku di hadapan lelaki itu.

Jungwoo yang melihat ekspresi kecewa di wajahku pun mengulaskan senyuman penuh arti di wajahnya, "Kalau manja begini, terlihat sangat menggemaskan sih. Pingin aku makan rasanya, hap!" jawab lelaki itu, tergerak seolah ingin melahap pipi kananku menggunakan mulutnya, memancing tawaku penuh rasa malu pecah saat lelaki itu gigit pipiku menggunakan bibirnya. Tak benar-benar mengigit menggunakan gigi tapi Jungwoo malah menghisap kuat pipiku yang membuat tawaku malah semakin pecah. Aku pukul dada lelaki itu pelan hingga Jungwoo mau melepaskan gigitan bibirnya pada pipiku.

"Master nakal ih!" aku berikan sikap seolah ngambek atas ulah Jungwoo tersebut. Namun lelaki itu malah terus menangkup wajahku sebelum ia satukan bibir kami penuh kelembutan di halaman tersebut. Aku tanpa sadar tertawa pelan saat Jungwoo tarik tubuhku agar semakin menempel padanya. Kami habiskan waktu bersama dengan saling melumat bibir satu sama lain, saling mengemut pelan, bermain lidah hingga dering ponsel terdengar mengalihkan perhatian kami.

NEORUM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang