Chapter 2

290 35 1
                                    

Tak lama kemudian manager oppa datang memberi tahu kami bahwa mobil sudah siap mengantar kami pulang. Aku mencari Minji untuk memberitahu, jika aku minta diturunkan di kafe dekat dorm karena aku akan membeli roti dan kopi. Setelah itu, aku masuk ke mobil dan langsung tertidur meski keadaan di dalam mobil sudah tidak bisa dikondisikan aka rusuh.

Aku dibangunkan Dayoung ketika mobil sudah mendekati kafe. Lantas aku bersiap-siap,aku berkata

"Tinggal saja, nanti aku menyusul pulang. Lagian dorm dekat dari sini."

"Unnie, aku ikut denganmu. Aku butuh asupan kopiku hari ini.", ucap Bona

Anak-anak yang mendengar itu sontak meledek kami berdua. Aku bergegas turun dan mengabaikan perkataan mereka. Kami masuk ke dalam kafe dan memilih pesanan masing-masing. Lantas aku bertanya

"Mau makan disini atau langsung pulang?"

"Disini saja. Unnie gak ada acara kan?"

Aku menggelengkan kepala dan mengambil tray pesanan kami. Bona yang melihat itu segera mencari tempat duduk yang agak tertutup dari pengunjung lain. Bagaimanapun juga kami adalah idol, maka setidaknya kami mencari tempat yang ada sedikit privasinya.

Ditempat duduk, kami hanya mengobrol santai sambil menghabiskan pesanan kami. Hingga tak terasa, pembicaraan ini mulai ke arah serius.

"Unnie.."

"Ya?"

"Aku ingin menanyakan sesuatu."

"Hmm.. baiklah"

"Kenapa kamu sering menghindariku?"

"Huh.. Omong kosong apa yang kamu katakan Jiyeon~ah"

"Unnie sering menghindar saat kita bersebelahan di depan kamera, kamu juga terkejut ketika mengetahui kita bersebelahan. Apakah aku melakukan kesalahan?"

"Tidak.. Jiyeon~ah. Hanya saja aku tak ingin membuatmu tidak nyaman."

"Tidak nyaman.. Apa maksudnya?"

"Jika fans melihat kita bersama, maka mereka akan menganggap kedekatan kita sebagai kedekatan sebuah pasangan."

"Bukankah hal itu biasa? Apalagi kita adalah idol."

"Memang biasa, namun apakah kamu nyaman dengan hal itu? Karena mereka pasti membuat fanart mengenai kita berdua.

"Hmm.. Baiklah jika itu alasannya. Kalau unnie sendiri gimana? Apakah unnie nyaman dengan hal itu?"

"Selama kamu nyaman, aku tidak masalah akan hal itu. Jika kamu sudah selesai ayo pulang, aku tak ingin Minji mengomeliku karena membawamu pulang terlalu malam."

"Ok.. Aku juga tak ingin diomeli Minji unnie nantinya"

Akhirnya kami bergegas pulang ke dorm dan langsung membersihkan diri. Selesai membersihkan diri, aku menghampiri Exy untuk mengobrol.

"Sojung~ah"

"Ya.. Ada apa unnie?"

"Kenapa kamu tadi ikut meledek kami?"

"Aku hanya bercanda tadi. Lagipula reaksi kalian sangatlah lucu, terutama reaksi Jiyeonie. Sudah lama aku tak melihat ekspresinya yang seperti itu."

"Ya tapi bagaimana jika dia mencurigaiku.. Apa yang harus kulakukan?"

"Jika itu terjadi, jujurlah padanya tentang perasaanmu. Mungkin sudah waktunya dia tau, jangan terus jadi pengecut unnie."

"Hah.. Aku tak ingin mengacaukan segalanya, kau tau. Apalagi kita masih terikat kontrak grup."

"Masalah itu tenang saja, selama manajemen tidak tau, semua aman terkendali."

"Baiklah, aku mempercayaimu. Lalu bagaimana dengan perasaanmu? Jangan kira aku tak mengetahuinya."

"Aku takut memberi tahu perasaanku padanya. Aku takut dia hanya menganggap itu sebuah candaan."

"Hey.. Lihat aku, Kamu pasti bisa mengatakannya, apapun yang terjadi aku akan menemanimu. Kurasa yeobo juga mempunyai perasaan yang sama, jadi kemungkinan kamu diterima itu lebih besar."

"Entahlah unnie, hal ini bisa dipikirkan nanti."

"Baiklah.. Kita memang pengecut dalam masalah percintaan", kataku

dan itu membuat kita berdua tertawa.

Kita melanjutkan obrolan seputar member dan setelah itu aku pergi tidur.

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang