11. Mengendalikan diri

3K 122 13
                                    


Dunk Mengerang. Kepalanya kekiri dan ke kanan. Tangan kirinya meremas bantal dan tangan kanannya sedang berusha menggapai kepala Joong.

"itu.. Apa.. Kenapa daddhhh...ugh!"

Joong tanpa sadar berusaha untuk memasukan jarinya ke lubang anal Dunk. Tapi tak lama ia sadar, ia harus menahannya, ia masih sulit mengedalikan dirinya.

Ia kembali membalikan tubuh Dunk lalu meremas lagi pantatnya dengan tangan besarnya sambil menutup mulut Dunk dengan sebelah tangannya karena Dunk semakin mendesah tidak karuan. Walau bagaimanapun Masih ada mertua dan pelayan di rumah itu. Ia khawatir jika suara rintihan si mungil terdengar.

Shit!!!

Joong mengumpat dalam hati, ia ingin berhenti tapi jiwanya menolak. Ia ingin merasakan lubang anaknya itu tapi Sekarang bukanlah waktu yang tepat ia masih terlalu kecil. Ia tidak ingin merusak anaknya begitu saja. Ia ingin sesuatu yang lebih dari Dunk yaitu ingatannya terhadap dirinya di masalalu.

Ia menekan-nekan lubang dunk.
Dunk sedikit menjerit di balik bungkaman tangan joong.

"sakit" ujarnya lemah

Joong akhirnya memeluk dunk sekaligus Mencium lehernya dan berbisik " Aku harus berhenti"

Kemudian ia mencium bibir Dunk yang kini terkulai lemas saat sentuhan Joong tidak lagi ada pada tubuhnya.

"tapi aku harus menolongmu agar tidak kesakitan" sambungnya sembari membalikan tubuh dunk lagi. Ia cium bibirnya dan mengocok penis dunk. Anak kecil itu hanya mampu menerima perlakuan Tidak wajar dari sang daddy walaupun ia tidak mengerti makna di balik semua itu.

"Ahhhh" dunk akhirnya menyemburkan sperma putih nan jernih ke atas perutnya yang juga membasahi tangan Joong. Ia merasakan nikmat dan sakit secara bersamaan. Nafasnya tersenggal-senggal. Wajah merona merah padam.
Sudut matanya keluar air. Entahlah, bagi Dunk semua rasa yang ia rasakan sekarang itu aneh. Ia sakit namun di satu sisi ada rasa enak. Ini hal baru baginya.

Joong mengelap tetesan air di sudut matanya . " apa kau menangis?" tanya Joong

Dunk menggeleng. Ia ikut memegang tangan Joong yang menempel di pipinya. Dunk menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya juga kesedihan.

"Apa Aku akan mati ? Kenapa aku sering alergi sampe sakit seperti ini ? Rasanya sakit tapi ada rasa enak juga, Nano nano daddy " ucapnya murung

Nano nano ??

Joong tersenyum dengan ucapan polosnya.

"tidak, kau tidak akan mati tapi kau justru akan cepat dewasa setelah ini"

"tidak daddy" dunk memalingkan wajahnya dari joong ke samping. Ia akan beranjak duduk namun ia akhirnya menyadari sesuatu.

Dia langsung meringkuk dan turun dari lantai mendorong Joong.

"Aku pipis lagi kan daddy.. Hiks!Hiks!" Dunk tiba-tiba merengek.

"tidak kau---"

"Daddy jangan bohong, Aku tidak pernah seperti ini tapi kenapa hal ini terjadi berulang kali "

Joong segera mengambil selimut untuk menutupi tubuh telanjang Dunk yang sedang duduk di lantai.
Ia segera mengangkat tubuh kecil itu ke atas pangkuannya.
Joong memeluk dunk yang terlihat seperti ulat bulu di pelukannya. Ia memberi pengertian pada joong.

"jangan peluk aku daddy"

"Tapi aku ingin memelukmu"

"kenapa ? Akukan bau"
Dunk sulit bergerak. Ia tidak bisa lagi menutup wajah malunya dengan kedua tangannya karena terlilit selimut makanya dia Membenamkan dirinya ke dalam selimut.

STEPFATHER || JOONGDUNKWhere stories live. Discover now