"Dimana Mataku?" (horor)

1 0 0
                                    

Hari ini aku berbenah dan membereskan barang ku untuk liburan ke apartemnt yang kami temui di internet. Apartemennya terletak di daerah yang cukup sepi akan penduduk. Ya aku memang sangat ingin pergi ke tempat tempat yang menenangkan.

”Nes ayo cepat, temanmu sudah menunggu,“ itu suara ibu yang memanggilku dari arah luar.

”Iya buu,“seruku. Setelah dirasa sudah siap aku keluar kamar dengan mebawa 2 koper yang berisi baju-bajuku.

”Dari tadi ditunggu juga, kasihan itu teman-teman kamu,” ucap ibu sambil menujuk teman-temanku yang sedang duduk diruang tamu.

”iya maaf bu,” ujarku meminta maaf.

”Sudah siap?“ tanya Dino, kekasihku.

”Sudah ayo,“ jawabku. Kami semua bersiap untuk melakukan perjalanan. Sebelum kami pergi, kami berpamitan kepada ibu.

”Nar, kamu bawa apa aja?” tanyaku kepada Dinar. Dinar adalah teman SMA ku dia mempunyai wajah seperti orang Cina, karena ibu dan ayahnya memang pindahan dari negara tersebut.

”Aku bawa banyak snack, minuman, mie instan, bubur instan, air mineral sama beberapa baju“ jawab Dinar kepadaku. Aku hanya menganggukan kepala.

Diperjalanan kami berkaraoke untuk menghibur Marsel agar tidak mengantuk saat mengendarai mobilnya. Marsel adalah pria tampan yang berpacaran dengan temanku Silva. Aku juga membawa dua temanku yang lain yaitu Devan dan Prisil.

”Eh sinyal ilang nih” ucap Marsel tiba-tiba.

”Kok bisa?“ tanya Dinar.

”Udah masuk pedesaan mungkin, jadi wajar saja,” ucap Dino.

”Bentar lagi sampe kok, kalo ga salah lurus aja terus abis itu nyampe” ucapku.

Oh iya perkenalkan namaku Agnes Lestari usiaku 20 tahun. Mungkin kalian tidak mengira kalo aku bisa melihat hal-hal diluar nalar manusia. Ya aku bisa melihat hantu. Dulu waktu kecil aku sangat penakut dan sering sekali melihat penampakan mahluk halus.

Aku sering menangis dan orang tuaku selalu bingung kenapa aku menangis. Ketika aku menjelaskanya mereka menggap hanya halusinasiku saja. Namun seiring aku beranjak dewasa aku semakin sering melihat penampakan-penampakan hantu. Hingga akhirnya kedua orangtua ku percaya bahwa aku melihat 'mereka'

Tak terasa sudah empat jam perjalannan, kami akhirnya tiba ditempat tujuan. Namun baru saja kami turun aku merasakan hawa aneh yang seperti mengawasi kami. Aku pun mencoba mencari sosok itu. Namun nihil, sosok tersebut sepertinya sudah tidak ada dan meninggalkan kami.

Aku menatap apartement yang ada di depan kami saat ini. Rumah ini terlihat lebih sepi dari digambar yang di tunjukan temanku. Dan hanya ada beberapa orang lewat yang berlalu lalang.

Sepertinya hanya apartement ini satu-satunya bangunan disekitar daerah ini. Saat kami ingin masuk kami disambut oleh 2 mahluk yang tidak mempunyai kaki, serta badan yang setengah hancur dengan darah yang sepertinya telah mengering. Bukan pemandangan aneh bagiku tapi tetap terasa mengerikan jika dilihat terlalu lama.

Ting

Suara lonceng kecil terdengar ketika mereka memasuki apartement itu.

”Halo, apa ada yang bisa saya bantu?“ ucap dan tanya penjaga kasir.

”Halo kak saya ingin memesan dua kamar disini untuk kami” jawabku

”Oh tunggu sebentar,” pinta penjaga kasir sambil mulai mengetikan sesuatu di komputenya.

“Oh iya di nomer 23 dan 25 silakan dilantai empat,” ucap sang penja kasir sambil menyerahkan kunci kamar.

”Apa tidak bisa berjejeran? Maksudku kamar 24 apa tidak bisa kami pakai agar bersebelahan atau sudah ada yang memesan?“ tanya Prisil.

Kumpulan Cerita Pendek OktianaWhere stories live. Discover now