🐳AiVi-21🐳

2.8K 502 19
                                    

Hari ini Zivia dan Agam pergi ke mall, rencana nya mau beli baju baru dan pastinya yang couple an.

Senyum Agam terulas jelas selama mereka berkeliling hari ini, sangat membahagiakan sekali.

Dengan mesra dia memeluk lengan Zivia, bermanja dan menunjukan pada semua orang kalau Zivia adalah miliknya seorang.

"Sayang, aku mau beli baju itu, persiapan malam pertama kita!" seru Agam seraya menarik Zivia menuju ke salah satu store baju khusus wanita.

Zivia tau apa yang akan Agam beli, pipi Zivia sudah memerah.

Dia membayangkan kalau suatu hari Aino mengenakan lingerie di malam pertama mereka, malam pertama yang tak akan pernah jadi kenyataan.

Raut wajah Zivia sontak murung, dia sadar sekarang tak akan pernah bisa bersama Aino lagi.

"Sayang, kamu kenapa murung?" jantung Zivia berdegup cepat saat Agam bertanya padanya, tatapan mata Agam lembut namun senyumannya mengerikan.

Dengan tenang Zivia menjawab.

"Aku gak murung, cuma kepikiran sama kerjaan aja."

"Yakin? Bukan karena mikirin Aino kan? Kamu gak boleh mikirin dia, bahkan gak boleh ada ruang dihidup kamu tentang Aino, ngerti?"

"Iya, aku ngerti."

Senyum puas Agam berikan, dia kembali memeluk Zivia dan mereka kembali mencari pakaian yang Agam mau.

Ya terserah Agam aja, yang penting dia gak kambuh jadi gila lagi.

Setelah memilih, Agam mau mencoba nya karena ini untuk malam pertama, jadi sebaik mungkin harus terlihat seksi dimata Zivia.

"Aku mau nyoba dulu, kamu diluar jangan kemana-mana."

Anggukan Zivia berikan "Iya sayang."

Agam masuk dan mulai mencoba pakaian yang tadi dia ambil, sementara Zivia menunggu diluar.

Hidupnya hampa sekali, dia merindukan Aino tapi sekarang mustahil bagi mereka untuk bersama.

"Zivia..ini bener Zivia?"

Deg!

Zivia menoleh cepat, matanya terlihat shock saat menyadari keberadaan Aino di toko itu juga. Aino datang dengan seorang wanita imut disebelahnya.

Senyum kaku Zivia berikan "Eh iya, Aino kesini juga." sapa Zivia ramah.

Aino mengepalkan kedua tangannya, dia melepas pelukan wanita disebelahnya lalu menerjang Zivia dengan pelukan erat.

Penuh kerinduan.

Bahu Aino bergetar, Zivia bingung harus berbuat apa.

"Kangen..hiks..aku kangen kamu Ziv..jangan tinggalin aku.." tangisanya memilukan.

Dengan ragu, Zivia membalas pelukan Aino namun saat melihat tatapan mata wanita imut didepannya, Zivia merasa ini salah.

Dia tak boleh berhubungan dengan Aino.

Segera Zivia melepas pelukan Aino dan mendorongnya agar menjauh.

"Maaf, tapi kita gak ada hubungan apapun."

Tangis Aino semakin keras, dia ingin memeluk Zivia lebih lama, dia hanya mau Zivia.

"Zivia jangan tolak aku! Hiks..aku merindukanmu.." tangisnya menyayat hati.

Zivia menggeleng "Kamu sudah ada wanita-mu Aino, jangan seperti ini."

"Dia bukan siapa-siapa ku!"

"Aino! Kita bakalan nikah bulan depan, apanya yang bukan siapa-siapa hah!?" bentak wanita imut tadi seraya mencengkram rambut Aino kuat.

Zivia yang menyaksikan itu sontak kaget, hei, Zivia aja gak pernah kasar sama Aino.

Dengan cepat Zivia melepas cengkraman wanita itu pada rambut Aino lalu membawa pria manis itu kebalik tubuhnya.

"Jangan kasar! Mentang-mentang pria gak bisa mukul wanita, bukan berarti wanita bisa bebas main tangan sama Pria!" bentak Zivia emosi.

"Cih, urus saja urusanmu. Aino adalah calon suami yang sudah dipilihkan keluargaku, kau gak ada urusan nya disini."

Aino menggeleng ribut, dia memeluk Zivia dari belakang, wanita yang datang bersamanya memang akan dijodohkan dengannya, tapi bukan berarti mereka akan menikah.

"Gak mau..hiks..Ai gak mau sama dia..dia kasar.." adu Aino pilu.

"Iya aku ta—"

"Ivi! Apa-apaan kamu!?"

Zivia memejamkan matanya, sial, ini semakin rumit.

Pelukan Aino dilepas paksa, diganti dengan pelukan possesive dari Agam, serta tatapan marahnya.

"Kamu gak usah ikut campur urusan dia, ayo pergi." kesal Agam.

"Sebentar, aku mau bicara sama Aino."

Gertakan gigi terdengar, Agam semakin emosi "Enggak boleh!" bentaknya marah.

Tapi Zivia tak perduli, dia melepas pelukan Agam lalu berjalan mendekati Aino, memeluknya erat lalu membisikan beberapa kata.

Kata-kata yang akan menjadi akhir bagi mereka berdua.

Setelah itu, Zivia mengecup dahi Aino dan menyeka air mata dipipi pria manis itu.

Dirasa cukup, Zivia melepas pelukan mereka lalu berjalan mendekati Agam, menarik tangan pria itu dan meninggalkan Aino serta wanita tadi.

Aino mengulas senyum miris, ini menyedihkan, Aino benci pada takdir hidup Dameswara sepertinya.

"Kau! Aku akan menghajarmu setelah ini!" ancam wanita imut tadi.

Kekehan Aino berikan "Terserah, aku tak perduli." ujarnya datar kemudian berlalu pergi.

Dia akan mengingat kata-kata Zivia, sebentar lagi semua akan selesai.

🐳Bersambung🐳

Trapped by Obsessed Girl [End]Where stories live. Discover now