55. Ending

1.7K 27 7
                                    


HAPPY READING ❤️

55. Ending

Senja memasuki ruangan inap milik Langit, dan mulai berjalan medekat ke ranjang Langit. Senja langsung mengambil posisi untuk duduk di sebelah kursi yang sudah disediakan di sebelah ranjang. Senja menarik nafas panjang dan mulai mengangkat kepalanya menatap Langit.

"Lang, kamu ga bosen apa tidur terus? Kamu ga rindu apa sama aku, aku nungguin kamu terus loh, Lang." ucap Senja sembari tersenyum, ia sudah bertekad untuk tidak menangis lagi karena ia yakin bahwa Langit akan baik-baik saja.

Senja perlahan menggenggam tangan Langit, mengusapnya pelan, memberikan rasa bahwa Senja selalu ada disampingnya.

"Kamu pasti sadar 'kan Lang, aku gak bakalan maafin diri aku sendiri kalo kamu sampai kenapa-kenapa." Suara Senja kembali bergetar, ia tidak bisa menahan air mata yang sudah siap turun ini.

Dan benar saja Senja kembali menangis, ia menundukan wajahnya dipinggiran ranjang milik Langit, ia menangis dalam diam agar tidak membuat teman-teman Langit yang sedang berada diluar khawatir kembali. Hingga tiba-tiba saja tangisan Senja berhenti ketika merasakan pergerakan tangan dari Langit.

"Langit?" Panggil Senja sembari mengusap bercak tangisannya. "Langit? Kamu sadar Lang." panggil Senja lagi, ia menatap Langit yang perlahan membukakan matanya.

Kini mata Langit terbuka sempurna, dan untuk beberapa kali ia mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan pencahayaan yang diterima oleh matanya. Langit menatap Senja yang sedang menunggu responannya. Langit untuk beberapa saat ini menatap dengan penuh kebisuan, ia hanya bisa memberikan responan datar terhadap Senja.

"Langit? Kamu udah gapapa? Aku panggil dokter sama yang lain dulu ya." ucap Senja tapi langkahnya terhenti ketika mendengar ucapan pertama dari Langit setelah hampir 3 hari ia tidak sadarkan diri.

"Lo siapa?" tanya Langit seketika membuat Senja berbalik dan kembali mendekat ke arah Langit.

"Lang, kamu bercanda 'kan, ini aku senja." ucap Senja dengan bergetar, ia kembali menghampiri Langit yang menatapnya dengan penuh kebingungan.

Langit menatap Senja dengan tatapan yang tak biasa, tatapan dulu sewaktu mereka pertama kali bertemu.

"Lang, plis kamu masak ga inget sama aku, aku Senja Lang." Senja mulai menangis, ia ingin meraih tangan Langit tapi dengan cepat Langit menarik tangannya.

"Lo kalo ngomong coba gausah setengah-setengah, Senja yang gue kenal itu cuman satu, Kirana Senja Putri pacar dari Elvaro Langit Anderson." ucap Langit membuat Senja terpaku untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia menangis kencang sembari memeluk Langit kuat.

"Candaan lo ga lucu tau ga! Gue udah panik, gue takut lo bener-bener lupain gue," ucap Senja disela-sela ia menangis. "Aku takut Langit, kalo tadi itu beneran kamu lupa sama aku, aku gabakalan bisa maafin diri aku sendiri." lanjutnya yang semakin menjadi-jadi.

"Habisnya kamu serius banget sayang, aku gapapa kok, ini_" ucap Langit sembari menepuk-nepuk pelan punggung Senja tetapi tiba-tiba saja pergerakannya terhenti ketika Senja bangkit dan menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"Gapapa lo bilang!! Lo ga sadarkan diri selama hampir 4 hari, tulang rusuk lo patah dan lo hampir kehilangan nyawa lo untuk kedua kalinya dan lo bilang lo gapapa!! Lang, pliss jangan buat gue kaya orang gila disini!" ucap Senja, ia benar-benar meluapkan emosi yang tertahan itu.

"Jadi lo nungguin gue bangun cuman buat marahin gue?" tanya Langit membuat Senja menyeka air matanya.

"Gue gak mau kehilangan lo Lang," ucap Senja membuat Langit menariknya kembali kepelukan Langit.

Cakrawala Senja |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang