Si random 'Delon' [dua]

11.3K 1K 198
                                        

"Ayah?"

"Iya, Delon. Kenapa? Ada yang kau butuhkan?"

Delon menggeleng. Kacamata hitam yang sejak tadi bertengger dengan keren di atas hidungnya dia turunkan, dan beralih menempatkan benda tersebut di atas meja. "Aku mau tanya!" balasnya yang kemudian menyendok, dan menyuap puding ke dalam mulut. "Ayaaah.. orang yang udah nikah malam pertama biasanya ngapain?"

Suara heboh batuk Gala kontan terdengar. Bahkan sampai mengundang beberapa pasang mata menoleh ke meja mereka. Kara yang duduk di samping kiri Delon menelan ludah, bahkan se-sendok puding yang siap masuk mulut tertahan, dan beralih tersimpan di piring kecil.

Sementara Argon yang sejak tadi terdiam beralih mengacak gemas rambut Delon. Namun, ditepis kasar juga oleh putranya itu. Baru kali ini juga mulutnya memilih bungkam usai mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut putranya. Terlebih sedetik setelah Delon bertanya, suara batuk yang kemudian disusul oleh suara tawa yang sengaja ditahan terdengar dari tiga pemuda yang menempati tempat duduk di depan mereka.

Saat ini memang mereka tengah menghadiri acara resepsi pernikahan salah satu kolega bisnis. Dan saat ini juga mereka tengah menikmati sajian yang tersaji di meja yang letaknya tidak jauh dari panggung pengantin. Arsen beserta Neo tidak ikut. Sharlock dan Sharing juga tidak. Di sini hanya ada Gala, Kara, Argon dan Delon juga tentunya. Sementara Zirco ikut. Namun, pria itu memilih berkumpul bersama rekan bisnisnya yang lain.

"Ayah denger aku nggak, sih?!" Delon mencebik. Semenit sudah berlalu. Namun, jawaban masih belum dia dengar. Pertanyaannya seolah sengaja digantung. Padahal dia bertanya sungguh-sungguh. "Orang yang udah nikah malam pertama biasanya ngapain?" Ulangnya bertanya. Kali ini terdengar lebih keras dari sebelumnya hingga tiga pemuda yang duduk di depan sontak menoleh ke belakang, meski hanya sekilas.

Kara mendengus kecil. Kedua tangannya yang bertaut dia gunakan untuk menopang dagu sebelum tatapannya menatap intens ke arah Delon. "Kamu serius tanya ini sama bang Ar, Delon?" tanyanya yang langsung dijawab dengan anggukan oleh anak Kakak sulungnya itu. "Kalau begitu ganti, kamu nanti tanya sama Daddy yang lebih berpengalaman!"

Gala tersedak ludahnya sendiri begitu mendengar jawaban Kara. Adik bungsunya itu bahkan mengatakannya dengan raut santai. Sementara Argon masih menatap Delon dengan intens, kepalanya mulai berdenyut seiring putranya menoleh, dan balas menatapnya dengan kening berkerut.

"Ayah gue emang nggak bisa jawab, Om?" balas Delon tanpa menoleh ke arah Kara. Dia justru membalas tatapan Ayahnya yang terlihat bungkam. "Katanya pinter, kok gitu doang nggak bisa jawab, sih?!"

"Bukannya tidak bisa, Delon. Tapi bang Ar tidak sudi merecoki pikiran kamu yang masih suci. Kalau dijawab jujur, kamu bisa out of the box, pikiran kamu 'kan kadang nyeleneh!"

Delon menganga, kalimat Kara yang terdengar rancu tidak bisa dia serap sama sekali. Kapasitas otaknya yang kian hari kian berkurang seolah kehilangan fungsi. Padahal dia yakin, kapasitas otaknya yang 1 gigabyte hanya berkurang 2 angka, artinya.. otaknya masih memiliki kapasitas sebanyak 998 megabytes.

"Delon?" tegur Kara begitu Delon terdiam. Anak Kakak sulungnya itu terlihat berpikir dengan menumpu dagu menggunakan dua tangan.

"Aku sengaja nggak ngerti, deh, Om!"

Kara berdahem pelan. Meski tahu jika Delon memang betulan berpikir mengenai kalimat yang dia lontarkan tadi. "Tidak usah dipikirkan, Delon. Biar bang Ar aja yang bantu mikirin!" Kara tertawa geli untuk sesaat sebelum kembali melanjutkan. "Kita pulang, yuk? Males banget di sini lama-lama!"

Delon mengangguk tanpa berpikir panjang. Dia juga bosan. Sumpah, duduk diam tanpa melakukan kehebohan bukan dia banget. Harusnya dia memilih tidak ikut dan diam di Mansion saja. Setidaknya di sana dia bisa membantu para pengawal agar bisa bekerja lebih ekstra. Mengejarnya ketika mencoba berlari menggunakan sepatu roda, mencarinya ketika sengaja bersembunyi seharian hingga menciptakan se-isi Mansion gempar. Atau, saat Kara beserta para pengawal membalas dengan berbohong mengenai Ayahnya yang berniat mencari anak baru hingga membuatnya membalas dengan mengatakan. "Bagus dong kalau Ayah gue cari anak lagi, lumayan ada yang gue siksa!" 

Different, D.A || Selesai ||Where stories live. Discover now