Seandainya kisah itu berakhir tanpa adanya epilog. Maka mulailah kembali dengan Prolog yang baru.
----->-----
"Muka lo jelek banget sih, banyak benjol-benjonya. Gak pernah perawatan ya."
Ucapan itu membuat hati Reya sakit, pasalnya semua orang sel...
Zibran yang tengah berbincang dengan teman-temannya, segera melirik ke arah sumber suara. Ia tersenyum, melihat siapa yang datang ke arahnya.
" I'll be there first, congratulations on your graduation, Bro." Teman-teman Zibran mengangguk.
"Congratulations on your graduation, dude." Ucap Fenya.
"Makasi udah jauh-jauh datang kesini." Sahutnyanya.
"Ck, udah seharusnya gue datang saat kelulusan lo." Protesnya.
"Boong banget pasti sekalian kabur dari masalahkan?" tanyanya penuh selidik.
"Itu juga sih, tau ah, kesel gue." Umpatnya.
"Selesaikan masalah lo secara baik-baik, Kak.Anak lo gak akan seneng,liat bokap, nyokapnya berantem." Jelas Zibran.
Yups, kini Fenya tengah berbadan dua. Usia kandungannya menginjak bulan ke-5. Ia sudah menikah sejak 8 bulan yang lalu.
"Nanti gue pikirin deh. Selagi gue disini, gue mau jalan-jalan dulu. Sambil ngabisin duit dia." Zibran memutar bola matanya malas.
"Boros lo."
"Biarin, yang mau juga bukan seutuhnya gue kok. Ada anak dia disini." Tunjuknya pada perut buncitnya.
"Semerdeka lo aja deh."
Setelah berbincang-bincang, keduanya memutuskan untuk ke Apartemen Zibran yang ada di kota Melbourne. Mereka akan kembali ke Indonesia besok lusa.
Sesampainya di Apartemen, Fenya langsung masuk dan berlalu ke arah dapur. "Ka, gak ada es cendol apa?" teriak Fenya dari arah dapur.
Zibran menghampiri Kakaknya itu."Yang bener aja lo. Disini mana ada Es cendol." Protesnya, sambil duduk di kursi Pantry.
"Tiba-tiba ngidam, Ka." Ucapnya.
"Buset, udahlah yang ada dulu aja." Sarannya.
Mau tak mau Fenya mengangguk mengerti."Sekarang lo mau kemana? Biar gue anterin, setelah kita lunch."
Wajah Fenya berubah riang kembali." Gue mau ke Royal Botanic Gardens Victoria. Gue butuh suasana yang baru."
"Tempat yang bagus, kalau begitu gue mau mandi dulu." Fenya mengangguk, ia tengah sibuk membuat sesuatu di dapur.
Sesampainya di kamar Zibran, ia meraih Ponselnya yang sedang dichaerger. Banyak sekali notif dari teman-temannya, ia pun segera membukanya. Mereka semua mengucapkan selamat atas kelulusannya. Ia pun segera membalasnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.