Bukan Tipe Daven

3.1K 226 7
                                    

Biasakan memberi vote sebelum membaca!

Happy reading!

🍁🍁🍁

"Good morning, Abang!" Senyum jahil Cinta muncul bersamaan dengan kepalanya yang menyembul dari balik pintu  kamar

"Morning, Girl" sahut Daven tanpa mengalihkan fokusnya dari layar laptop. Sehabis solat subuh ia memutuskan untuk mengerjakan beberapa pekerjaan yang tidak sempat dikerjakannya akibat tadi malam terburu-buru pulang ke rumah agar bisa bertemu muka dengan sang istri.

"Dipanggil mama buat sarapan,"ajak cinta yang kini sudah berdiri di samping meja kerja Daven. "Kebetulan papa juga baru sampai," lanjutnya menepuk bahu sang kakak yang masih saja fokus ke layar persegi empat di depannya.

"Abang gak lapar," sahut Daven malas. "Buatkan kopi susu aja,"pintanya.

"Dih kebiasaan deh sarapan pakai kafein" decak cinta kesal dengan sang abang yang sering sekali mengkonsumsi kopi. "Gak sehat itu."

Menggunungnya tugas yang dimilikinya sebagai seseorang yang penting di kantor pusat serta merta membuat Daven sering minum cairan berwarna hitam pekat itu agar kantuknya sirna sampai tengah malam buta. "Ribet banget nih cewek satu."Daven berdecak menengok Cinta yg masih berdiri di sampingnya dengan wajah tengil.

"Yakin gak mau sarapan? Ya udah biar nasi goreng spesial bikinan kak Nayla aku, mama dan papa yang habiskan," pancing Cinta berniat menggoda Daven dengan menyebut nama sang kakak ipar.

Daven sontak berdiri dari kursi yang didudukinya. " Otw! Abang otw... " sahutnya bergegas merapikan diri di depan cermin memastikan penampilannya sempurna sebelum bertemu Nayla
Membuat Cinta terbahak dengan kelakuan absurd kakanya tersebut.

"Norak banget kalo lagi mode bucin," kekeh cinta yang kini hanya bisa geleng-geleng kepala sambil mengikuti sosok abang yang berjalan riang menuju ruang makan.

Di ruang makan nampak Nayla tengah sibuk menyendok nasi goreng buatannya ke piring mama yang pagi ini tampak sehat dan segar. Papa yang baru sampai dari Kalimantan terlihat sudah lahap dengan hidangan di piringnya yang sudah habis setengah.

"Dave, sarapan dulu." Papa memanggil Daven yang muncul di ruang makan. Sosok itu tampak bahagia saat bisa menikmati sarapan pagi bersama dua anaknya. "Kenalin ini Nayla temennya Cinta yang ternyata cleaning service di kantor kita." ucap papa antusias.

Daven mengulurkan tangannya ke arah Nayla yang langsung di tepis papa dengan cepat," Bukan mahram,Dave! Jangan sok amnesia kamu!" ucapnya melotot pada anak keduanya.

Daven hanya bisa meringis saat uluran tangannya tak mendapat balasan. Papa belum tau saja kalau tadi malam bukan hanya tangan, Daven bahkan bebas mengacak pucuk kepala sang istri dan menatapnya hingga puas tanpa khawatir dosa.

Pada akhirnya baik Nayla dan Daven saling menganggukkan kepala sebagai salam pertemuan yang lagi-lagi membuat Cinta yang melihat adegan itu hanya bisa mengulum senyum.

"Piringnya, Pak Daven," ucap Nayla meminta piring di depan Daven yang masih kosong.

Daven menyodorkan piring di depannya dengan senyum semanis gula." Panggil saya Mas saja," pintanya lembut pada Nayla yang memilih mengangguk.

"Mereka tampak cocok ya, Ma," celutuk papa yang sejak tadi diam-diam memperhatikan interaksi anak keduanya itu dan diamini cinta dengan tepuk tangan.

"Hush! Papa kan tau kalau Daven gak mau dijodoh-jodohkan." Mama menyikut lengan suami yang tersenyum jahil untuk mengingatkan. Wanita yang masih cantik itu tak ingin kembali menjadi saksi perang antara anak dan suaminya hanya karena perkara jodoh.

Mas OB, I Love You! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang