20. Alasan

132 22 1
                                    

Hazel menatap aneh kearah Aziel yang tampak gusar. Pemuda itu sedari tadi terlihat berjalan mondar mandir layaknya setrika. Dan itu membuat nya pusing.

"Lu kenapa si ???"akhirnya Hazel memutuskan untuk bertanya lebih dulu, ketimbang menunggu Aziel bercerita.

"Gua ngerasa ga enak"

"Ga enak badan ???"

"Ck bukan"

"Terus ???"

"Gua ngerasa perasaan gua ga enak. Gua kayak khawatir sama Ziela"beritahu Aziel membuat Hazel menatap kearahnya dengan tatapan intens.

"Kita kerumah sakit sekarang"putus Hazel.

...

"Lu yakin ???"tanya nya.

"Gua yakin. Gua ga mau rencana yang udah gua susun ini terhambat sama mereka. Lagian kan lu sendiri yang ngusulin ide ini"

"Tapi lu ngelarang ya"

"Sekarang engga !!!"

Orang itu menghela napas nya saat melihat client nya yang bersikeras. Kalau sudah begini, mau tidak mau harus ia laksanakan, supaya ia mendapatkan uang.

"Oh ya lu jadi pembunuh bayaran itu buat apa ??? Bukannya lu kaya ya ???"

Mendengar pertanyaan yang terlontar dari client nya, sontak membuat nya menatap sejenak kearah client nya itu, sebelum akhirnya terdengar suara hembusan napas lelah.

"Terpaksa"

"Hah ???"

"Nyokap gua gila, bokap gua mati karena ditembak mati. Bokap dulu pengedar narkoba dan sialnya gua baru tau. Awalnya gua kaget kenapa bokap bisa ketangkep, soalnya kan bokap gua kerja jadi pengacara"ceritanya.

"Semua aset udah gua jual buat pengobatan nyokap, karena gua mau yang terbaik buat nyokap, apalagi nyokap ada penyakit jantung"ceritanya.

Matanya menatap kearah client nya. Ternyata client nya itu sudah mengeluarkan air matanya cukup deras, dan itu membuat nya menggelengkan kepalanya. Heran. Padahal kan ia cuma bercerita.

"Gua boleh mintol sama lu ???"

"Mi...mintol apa ???"

"Seandainya gua ditangkep, tolong jaga ibu gua. Kasih jantung gua ke dia, terus buat kehidupan ibu gua tenang, gua udah ada rumah bahkan restoran atas nama ibu gua yang pasti nya dari uang yang halal. Bukan uang ini"jelasnya.

"Lu ga boleh ngomong gitu. Kalau lu mati, siapa yang rawat Mama lu ??? Lu ga sedih apa pas Mama lu tau kalau lu udah ga ada ???"tanya nya lirih.

"Gua lebih sedih kalau gua ditinggal. Gua ga suka ditinggal"

"Tapi lu bakalan ninggalin nyokap lu !!! Lu sadar ga si sama ucapan lu tadi ??? Kalau lu donorin jantung lu buat nyokap lu, itu sama aja lu bakalan mati"

"Itu lebih baik, daripada Mama gua harus tau kalau anak nya kerja jadi pembunuh bayaran"

"Lu aneh juga. Lu ada restoran. Tapi kenapa lu lebih milih kerja jadi pembunuh bayaran ???"

"Itu uang nyokap. Gua ga mau uang nyokap berkurang, jadi lebih baik gua kerja jadi pembunuh bayaran"

"Bodoh"ejek clien nya dan itu membuat nya terkekeh.

Memang, ia akui ia bodoh karena mau saja kerja menjadi seorang pembunuh bayaran ketimbang memakai uang hasil dari restoran.

Ia tidak mau pakai uang restoran itu karena itu uang Mamanya. Ia tidak mau mengatakan bahwa itu uang pemberian nya. Ia menganggap bahwa itu uang Mamanya.

Dark side (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang