30

138 7 2
                                    

Mobil Jaemin baru saja tiba di sekolah dan saat ia keluar dari mobil banyak siswa-siswi yang berbisik tentangnya. Jantung Jaemin sudah berdegup kencang sejak ia bangun tadi pagi. Ia berusaha bersikap netral dan tersenyum manis pada setiap siswa-siswi yang ia lewati.

Duh! Ada apa lagi sekarang? Aku benar-benar takut sekarang,

"Jaemin-aaa,"

Mendengar teriakan itu membuat Jaemin terkejut dan segera menoleh ke belakang untuk melihat oknum yang memanggilnya. Mereka adalah Yeji dan Somi, sang sekretaris dan bendahara Osis.

"Yeji, Somi," ujar Jaemin sambil tersenyum tipis.

"Kau sendiri? Dimana Jeno?" tanya Somi to the point membuat Jaemin sedikit terkejut dengan pertanyaannya.

"M-memangnya kenapa? Untuk apa kau bertanya keberadaan Jeno padaku?" tanya Jaemin pelan dengan nada sedikit bergetar.

"Tidak usah takut, Jaemin-aaa. Somi tidak akan merebut Jeno darimu, ya 'kan Som?" tanya Yeji, dan Somi mengangguk setuju.

"H-hah? Maksudnya apa?" tanya Jaemin semakin bingung dan deg-degan.

Somi dan Yeji tertawa melihat raut wajah Jaemin yang menggemaskan, "Kau tidak perlu malu atau menyembunyikannya Jaemin, seluruh siswa di sekolah sudah tahu tentang hubunganmu dengan Jeno," jawab Yeji dengan lantang.

Bagaikan di sambar petir, tangan Jaemin langsung bergetar dan ia benar-benar takut jika kejadian masalalu akan terulang kembali. Ia sudah susah payah berusaha menahan diri di sekolah jika bersama Jeno agar tidak membuat teman-temannya yang lain curiga.

"Selamat ya, pak ketos. Kami sebagai bawahanmu akan selalu mendoakan hubungan kalian langgeng selamanya," jawab Yeji dan Jaemin tersenyum kaku.

Somi menepuk pelan bahu Jaemin, "Jangan lupa traktirannya hari ini di kantin sekolah, pak ketos," bisiknya.

Jaemin masih terpaku di tempatnya sedangkan Yeji dan Somi sudah meninggalkannya. Jaemin benar-benar takut untuk masuk ke dalam gedung sekolah, walaupun ia tetap tersenyum ramah pada siswa-siswi lain yang menyapanya.

***

Jaemin duduk sendirian di taman sekolah, ia benar-benar shock dan takut jika teman-temannya yang lain akan merundungnya kembali seperti di masalalu, sampai akhirnya Jeno datang bersama Yangyang.

"Nana," ujar Jeno, dan Jaemin mengangkat kepalanya.

"Kau baik-baik saja 'kan, Jaem?" tanya Yangyang yang tak kalah khawatirnya pada Jaemin.

"Aku baik-baik saja, tapi..."

"Calm down, Na. Semuanya tidak seperti yang kau kira, tidak ada yang mencibirmu sama sekali. Semuanya menerima hubungan kita, kau tidak perlu takut." jawab Jeno meyakinkan Jaemin.

"Tapi, Jen. Dulu bukannya—"

"Aku tahu, Na. Tapi saat ini kondisinya berbeda. Sama seperti apa yang aku katakan kemarin di pesawat. So, don't worry. I'll always be with you, okay?" jelas Jeno dan Jaemin pun akhirnya mengangguk.

"Kau tenang saja, Jaem. Tidak ada yang akan membencimu, semua menerima hubunganmu dengan Jeno. Bahkan tadi aku sempat mendengar bahwa kau dan Jeno memang serasi jika dilihat sebagai pasangan," ujar Yangyang, dan hal itu membuat Jaemin sedikit tenang.

"Ayo ke kelas, sebentar lagi pak Taeil akan masuk kelas." Jeno menggandeng tangan Jaemin dan Yangyang pun mengikuti mereka.

***

Fake Love[Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang