28. Kutukan Batu

424 34 9
                                    

"Hati-hati keseleo sama typo!"

"Jangan bohong ya, kalo bohong nanti dikutuk jadi batu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Jangan bohong ya, kalo bohong nanti dikutuk jadi batu."






























▪️▪️▪️

Perjalanan Thea dan pak Tio untuk menuju rumah sakit tempat dimana Aji dirawat nggak membutuhkan waktu lama. Karena memang jaraknya dari kampus Thea tuh nggak jauh. Beruntung juga sore ini tuh nggak macet, padahal jam-jam rawan karena masuk jamnya orang pulang kerja. Sepanjang perjalanan pak Tio dan Thea nggak saling ngomong, diem-dieman sampai mereka sampai di RS. Salah satu rumah sakit swasta yang ada di kota khatulistiwa ini.

Info masuknya Aji ke rumah sakit pak Tio dapat dari Haikal. Bisa dilihat waktu pak Tio yang lari tergesa-gesa di lorong kampus tadi. Udah terlanjur panik ngeliat Aji yang tiba-tiba pingsan, daddy nya Ale bawain Aji ke rumah sakit yang jaraknya deket dari rumah.

"Theana."

Pas keluar dari mobil, pak Tio buru-buru narik tangan Thea untuk dibawa masuk ke rumah sakit. Tarikan itu berubah jadi genggaman yang cukup erat waktu mereka udah masuk ke dalam dan naik ke lantai 2. Aji dirawat disana. Cukup menguras tenaga naik tiap anak tangga meski cuma 1 lantai. Lift antri, karena udah diserang rasa panik pak Tio trobos naik tangga aja.

Diujung lorong sana, Thea bisa ngeliat beberapa orang yang dia kenal lagi nunggu di luar ruangan.

"Ma, Jingga mana?" tanya pak Tio panik. Genggaman ditangan Thea terlepas karena pak Tio langsung megang tangan ibunya.

"Masih ada di dalam," jawab ibunya pak Tio tenang, senakal-nakalnya pak Tio, sengeyel apapun dia, ibunya nggak tega buat ngacuhin pak Tio dalam jangka waktu yang lama. Mau gimanapun, pak Tio tetap lah anaknya. "Kamu tenangin diri dulu, sampai keringetan gini, Tuhan."

Meski udah dewasa, ibunya pak Tio nggak pernah berhenti nunjukin kasih sayang yang dia punya untuk anak-anaknya, salah satunya pak Tio. "Theana juga, duduk aja disitu nak."

Ibunya pak Tio nunjukin kursi panjang yang didudukin Ale sama Haikal. Wah bocil itu, Ale langsung senyum cerah waktu ngeliat Thea dateng. "Kak Thea duduk sini," katanya sambil nepuk pelan kursi kosong di sebelahnya.

Thea akhirnya duduk disana barengan sama Ale dan Haikal. Sementara pak Tio, ibunya dan bapaknya tetap berdiri sambil nunggu dokter yang nanganin Aji. Udah lama kenalan, Thea sampe lupa ngasih tau nama grandpa dan grandma nya Aji. Ibunya pak Tio itu namanya, Sisilia, sering di panggil Sisil. Kalo bapaknya namanya Marten. Biar lebih lebih praktis kita panggil aja mama Sisil dan papa Marten.

"Kakak udah baca chat Ale, kah?"

"Udah kok, makasi ya udah ngabarin kakak."

Ale ngangguk dengan senyum lebarnya, "sama-sama kak. Kakak ke sini sama uncle Tio ya? Kalo Ale sih sama uncle Ikal, grandpa, grandma. Terus daddy sama mommy beda mobil soalnya mereka bawain Aji duluan ke rumah sakit."

𝑺𝒊𝒂𝒏𝒊𝒅𝒂 [𝑳𝒆𝒆 𝑻𝒂𝒆𝒚𝒐𝒏𝒈]Where stories live. Discover now