- Dua -

23.8K 2K 47
                                    

Jaemin bergerak gelisah dalam tidurnya, telinganya berdengung kala mendengar suara riuh di sekelilingnya. Sempat bertanya dalam hati, apakah dirinya sudah ada di alam baka, apakah dirinya akan diadili dan langsung diseret menuju neraka?

Setidaknya, itu salahnya sendiri. Orang yang bunuh diri pasti tidak akan pernah bisa masuk ke surga. Apalagi, ia pernah mendengar, orang yang bunuh diri akan menjadi hantu bergentayangan. Tidak akan pernah diterima untuk reinkarnasi, meskipun reinkarnasi sebagai sebuah tumbuhan atau hewan.

"Pangeran Jaemin sadar!" seru seseorang memanggil namanya. Namun, apa-apaan dengan panggilan pangeran itu. Apa ini juga salah satu orang yang merundungnya?

Akhirnya Jaemin membuka matanya perlahan, ia mengerjap sejenak dan sedikit terkejut kala melihat banyak wajah yang mengelilinginya.

"Hei, kalau kalian melakukan hal itu, Jaemin akan pingsan lagi!" kata seseorang yang berdiri di depan pintu.

"Pangeran Jaemin, bagian mana yang sakit?" 

Mata Jaemin membola, ketika melihat siapa yang ada di hadapannya kini.

"Renjun?"

"Iya, Pangeran, saya di sini."

"Pangeran?" Jaemin mengerjapkan matanya bingung, meneliti satu persatu orang yang ada di sana.

"Jaemin!" seru seseorang sambil menangis yang kini langsung masuk ke kamar itu, menubruk tubuh Jaemin sampai kembali berbaring.

Jaemin terbatuk, karena tubrukan tiba-tiba itu, apalagi sekarang tubuhnya ditiban dan di dekap dengan kencang.

"H-Haechan! L-lepas!" Jaemin terbatuk sambil memukul pelan punggung Haechan.

Haechan akhirnya melepaskan pelukannya dan menatap Jaemin dengan air mata yang masih terus mengalir, jangan lupakan air yang mengalir di hidungnya, membuat Jaemin bergidik geli.

"Sudah kubilang, jangan main ke danau, aku tidak bisa berenang! Kau selalu saja menyusahkanku, padahal besok hari pernikahanku. Aku masih mau kau menjadi pengiring pengantinku, tahu!"

"Menikah? Kau?"

"Ini minum dulu!" Renjun memberikan Jaemin segelas air.

Selagi minum, Jaemin menatap satu persatu orang yang ada di sana. Ada lima orang di sana, kecuali Renjun dan Haechan, Jaemin tidak mengetahui kelima orang lainnya.

Ada seorang yang berdiri di dekat pintu, sepertinya yang tadi berbicara. Lalu di sebelahnya juga ada seseorang dengan pedang di pinggangnya, Jaemin langsung menyerngit bingung. Lalu di sebelah Renjun, ia melihat satu orang laki-laki yang berpakaian hampir mirip dengan Renjun.

Berbicara tentang pakaian, Jaemin baru menyadari kalau pakaiannya dan semua orang ini berbeda. Tidak pernah sekalipun Jaemin melihat pakaian seperti ini. Yang berdiri di pintu itu memakai jubah dengan corak-corak emas dan juga lambang naga di sana. Sedangkan Haechan, ia juga memakai jubah dengan lambang yang sama dengan laki-laki di sana, tapi coraknya berwarna silver.

"Kakak, kau sudah bangun?" Kali ini ada seorang laki-laki muda menghampiri tempat tidurnya dan langsung memeluk dirinya. "Aku khawatir sekali ketika pelayan memberitahuku, Ayah dan Ibu juga dalam perjalanan ke sini, tadi mereka rapat dengan semua Raja.

Jaemin lalu melepaskan pelukan dari lelaki muda itu, menatap matanya yang menyerngit kebingungan.

"Siapa kamu?"

Dua kata dari Jaemin itu membuat keterkejutan semua orang di sana, tak terkecuali dari Renjun dan Haechan yang kini malah tambah menangis dengan kencang. Yang akhirnya mau tak mau di peluk oleh laki-laki yang di pintu tadi.

Descendants De La Lune || Nomin [Omegaverse] ✔️Where stories live. Discover now