Warning!
Lapak bxb, mpreg
Bagi yang tidak suka, bisa menyingkir ^^
➳ Ini kisah tentang Lee Sungchan dan Jung Beomgyu yang bertemu di suatu lomba olahraga mewakili sekolah mereka. Kemiripan wajah keduanya membuat geger satu tempat, benar-benar mirip...
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
"Selamat pagi, Beomie."
"Pagi, Pa." Lelaki tampan itu menguap sedikit sebelum menjawab sapaan Jaehyun sembari menuruni anak tangga, mendekatinya yang tengah menyesap kopi, dari caranya berpakaian, Jaehyun seperti bersiap untuk keluar. Mata sayu Sungchan pun mengerjap beberapa kali, mendapati pria yang lebih tua mengusak surainya gemas. "Mau kemana?" tanyanya heran. Tidak mungkin bekerja di hari Minggu, kan? Lagipula pakaian Jaehyun terlalu santai untuk berangkat bekerja sekarang.
Jaehyun yang mengenakan kaos hitam dan celana training biru tua pun meletakkan kopinya di atas meja makan, "Lari pagi. Mau ikut?"
"Pagi, Beomie~" Belum sempat menjawab, Krystal memasuki wilayah dapur dengan wajah bantalnya. Ia menguap lebar seraya berjalan ke kulkas, mengambil satu botol jus buah dan menuangkannya ke gelas yang tersedia di meja makan.
Sungchan terkekeh. "Pagi, Kak." Akhirnya, ia membalas singkat lalu beralih ke Papa-nya yang hendak pergi. Cepat-cepat ditahannya tangan Jaehyun. "Tunggu sebentar, Pa. Aku mau ikut," ucapnya kemudian berlari menaiki anak tangga lagi, meninggalkan sepasang saudara Jung yang memasang wajah terkejut kemudian saling berpandangan.
Sejak kapan Beomgyu mau berolahraga?
❀❀❀
Jangan ditanya kalau masalah olahraga, Sungchan sangat menyukainya, salah satunya adalah lari. Sejak SD, ia sering memenangkan kejuaraan lomba lari, bahkan sampai sekarang ia sering melakukan jogging setiap pagi atau malam hari. Maka, tak heran lagi kalau ia langsung bersemangat diajak Jaehyun untuk lari.
Namun, Sungchan tidak pernah tahu kalau Beomgyu anti dengan olahraga. Anak itu tidak suka kegiatan yang mengeluarkan banyak tenaga.
Itulah yang membuat Jaehyun sedikit kebingungan dan sesekali melirik Sungchan yang ikut lari di sebelahnya, mencoba memastikan apakah ini benar anak kandungnya atau sosok hantu yang sedang berkamuflase? Tadi, ia hanya iseng bertanya, tidak tahu kalau ajakannya akan diterima dengan begitu mudahnya.
Menyadari gerak-gerik Jaehyun yang berbeda, Sungchan mengernyit bingung. "Kenapa Papa melirikku begitu?"
"Oh, tidak. Tidak apa-apa." Jaehyun langsung berpaling dan menggelengkan kepala berkali-kali, lalu berfokus pada jalan yang tengah mereka lewati bersama.
"Papa berlari terlalu pelan," keluh Sungchan. Akhirnya, Jaehyun pun menghentikan larinya, otomatis ia ikut pun ikut berhenti. Pria itu berkecak pinggang, menghela napas panjang lalu menggaruk surainya, semakin dibuat bingung.
"Papa sengaja agar kau tidak ketinggalan."
Sontak, Sungchan tertawa karena merasa diremehkan. "Ah, aku bukan anak kecil. Bahkan, aku yakin bisa menang lomba lari dari Papa." Ia berujar sombong.
"Kau yakin?" Jaehyun menaikkan sebelah alis, merasa tertantang mendengar jawaban anak itu. Ia pun memandang lurus ke depan, tengah merencanakan sesuatu. "Ah, kau lihat jembatan disana." Jaehyun berucap sambil merangkul Sungchan untuk mendekat dan menunjuk ke depan, jembatan yang jaraknya dapat dikatakan tak terlalu jauh dari tempat mereka berdiri.