CHAPTER 32

911 73 13
                                    

Oke, kalau gitu kau juga makan supra"ucap gempa sambil menghela nafas pasrah akan ketidakpekaan dirinya

"Oke, lagipula aku juga sudah lapar"balas supra sambil mengangkat bahu tidak peduli pada badai yang terjadi di pikiran gempa

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Pagi hari berikutnya, masih berlatar di rumah kecil kesayangan gempa, terlihat suasana pagi yang cerah dan ceria, dengan sinar mentari pagi yang mengintip dengan malu malu buaya di cakrawala, burung burung yang bernyanyi dengan riang di pohon mangga tetangga, semilir aroma bunga bunga kamboja berwarna warni plus bunga melati yang bermekaran dengan indahnya di kebun milik tetangga juga (kenapa kebun tetangga? Karena gempa itu sukanya tanam sayur bukan bunga) , diiringi dengan merdunya suara kokokan nyaring memekakan telinga dari ayam jago yang masih milik sang tetangga, dengan backsound berbagai kata umpatan serta makian dari blaze yang merupakan tetangganya alias sang pemilik ayam, pohon mangga, plus bunga kamboja dan melati, menambah suasana cerah dan ceria di pagi yang sungguh indah dan damai ini.

"Betapa indahnya hari ini, langit biru yang cerah, bunga bunga indah yang bermekaran, suara burung - burung yang berkicau ditambah suara kokokan ayam jago yang cukup merdu meskipun suara blaze agak mengganggu tapi, haah,...sungguh damainya, sangat cocok untuk memulai segala aktivitas untuk hari ini" Gumam gempa sambil terdiam menatap suasana di jendela yang ada di samping dapurnya yang menghadap langsung ke halaman rumah tetangga sekaligus temannya itu

tak lupa karena gempa selaku ibu rumah tangga, eh maksudnya kakak rumah tangga yang baik hati dan tidak sombong diapun sudah menyiapkan sarapan pagi untuk para penghuni rumah yang masih tersesat di alam sana, maksudnya di alam mimpi mereka

" KAK GEM..... LONTONG"teriak solar dari arah kamarnya yang berada di lantai 2, sebenarnya di lantai dua terdapat tiga kamar, kamar pertama dan paling ujung adalah kamar gempa sebelum gempa pindah ke kamar orangtuanya yang ada di lantai satu biar dekat dapur katanya, kamar kedua alias kamar tengah adalah kamar solar, sementara kamar yang ketiga dan dekat tangga biasanya digunakan frostfire ketika menginap di rumah gempa, sementara supra tidur di kamar tamu di lantai 1

"HAH? SOLSOL MAU MAKAN LONTONG? TAPI KAK GEM MASAKNYA NASI GORENG, KALO MAKAN LONTONG NYA SIANG AJA GIMANA? "Balas gempa sambil berteriak dari arah dapur yang ada di lantai 1,maklum gempa lagi sibuk bagi-bagi porsi nasi goreng yang tadi dia masak buat para rakyat jelata, eh maksudnya buat para penghuni rumah tangganya,jadi agak ngeloding pendengaran sama otaknya

" SOLSOL GAK MAU LONTONG, MAKSUD SOLSOL ITU TOLONGGGG...... ENYAH KAU MAKHLUK JAHANAM"balas solar masih sambil berteriak dari kamarnya diiringi dengan suara suara benda benda jatuh yang suaranya ahduhai merdunya

"HAH, SOLSOL MAU SENAM? TAPI KAN INI MASIH PAGI, IBU-IBU NYA JUGA BELUM PADA NGUMPUL, KALO SOLSOL MAU SENAM NANTI KAK GEM TEMENIN DEH, TAPI AGAK SIANG YA, PAS IBU IBU KOMPLEK NYA UDAH PADA SELESAI NGERUMPI" Ucap gempa masih melanjutkan acara saling berteriak dengan sang adik hanya saja kali ini gempa berteriaknya sambil cuci piring

"HAH YUPI, EMANGNYA SIAPA YANG MAU MAKAN YUPI? KAK GEM COLOKIN DULU KABELNYA KE STOP KONTAK BIAR MANTENG SINYALNYA"
Teriak solar mulai ngelantur

"JANGAN SENTUH ITU PAMAAAAN, ITU KESAYANGAN SOLSOL, BALIKINNN" Teriak solar tambah histeris

"HAH, SOLSOL PENGEN SOKLIN? EMANGNYA SOLSOL MAU NGEPEL GITU?"tanya gempa sambil melihat tangga yang mengarah ke lantai dua dengan tatapan bingung

"TAU AH GELAP"balas solar yang sepertinya sudah kehabisan stok kesabaran

" TAPI DISINI TERANG KOK"ucap gempa masih membalas ucapan sang adik

Sementara itu supra yang sepertinya terbangun karena adu teriakan absurd duo kakak beradik yang terpisah oleh lantai itu pun hanya bisa cengo pada ketidak sinkronan materi yang tengah diteriakkan oleh keduanya

Karena Waktu Bisa Melakukan ApapunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang