Call #14 - Menantu dan Mertua

1K 157 9
                                    

Giana mengira situasinya dengan Bu Rimar akan lebih tenang dibandingkan dengan saat Tristan baru saja meninggal. Sudah berhari-hari Bu Rimar tidak merecokinya dengan segala hal yang membuat wanita itu menyalahkan Giana atas kepergian Tristan, putra kesayangannya. Dalam kondisi biasa, Giana juga lebih sering menahan diri ketika wanita itu menjemput Glenn tanpa sepengetahuannya dengan alasan lebih menghemat waktu dan tidak membuat Glenn menunggu lebih lama. Dan di ujung percakapan mereka selalu diselipi kalimat-kalimat sinis yang menuntut Giana untuk lebih memperhatikan putra satu-satunya. Giana menahan diri karena sebelum badai datang menerpa rumah tangganya setelah suaminya meninggal, Giana selalu mendahulukan kebutuhan putranya akan kasih sayang ibu. Satu-satunya hal yang membuatnya memilih bekerja saat malam hari, ketika Glenn sudah lelap. Giana selalu mengira alasan Bu Rimar selalu terang-terangan menyalahkan Giana seolah tidak becus jadi ibu Glenn adalah fakta bahwa ibu mertuanya itu menentang keputusan Giana untuk kembali ke Solo dan membawa Glenn pergi dari Jakarta dan tempat tinggal keluarga mendiang Tristan.

Sayangnya, untuk hari ini, Giana berpikir ia tidak bisa diam saja mendengar hinaan nenek Glenn itu. Semuanya gara-gara perdebatan mereka sore ini.

"Akhir-akhir ini kamu sering pulang telat. Apa kamu nggak kasihan sama Glenn? Dia harus nungguin kamu lama di sekolah."

Entah kapan, sore yang tenang mendadak diwarnai ketegangan saat akhirnya Bu Rimar muncul di depan pintu dan menggandeng Glenn masuk dengan wajah masam.

"Aku kerja, Bu. Ada job melukis mural yang harus aku kerjakan bulan ini. Aku sudah bilang soal ini ke guru Glenn dan dia nggak keberatan jagain Glenn lebih lama karena sekolah itu juga tempat penitipan anak. Teman-teman Glenn banyak yang dijemput orangtuanya saat sore dan itu udah bagian fasilitas sekolah, masalahnya di mana?"

"Yakin cuma kerja? Nggak pacaran sama laki-laki muda?"

"Bu!"

"Bilang saja kamu dari awal memang nggak pernah akur sama Tristan, makanya Tristan milih jalan sama perempuan lain karena memang begini ternyata sifat aslimu. Belum lama Tristan meninggal sudah main-main sama laki-laki. Masih muda lagi," dengus Bu Rimar makin membuat getir batin Giana. Tak terhitung berapa kali di dalam hati Giana mencoba menahan diri untuk melawan mertuanya itu dengan keras.

"Siapa yang Ibu maksud? Kapan aku jalan senang-senang sama laki-laki lain?"

"Tadi siang Lingga lihat kamu makan berdua dengan laki-laki muda. Sekarang setelah ada bukti dan saksinya kamu mau ngeles apa, hah? Ibu nggak akan mencegah kamu nikah lagi, silakan saja, tapi jangan coba-coba telantarkan cucuku. Silakan kamu pergi dan jual rumah ini, asal Glenn harus tinggal sama Ibu."

Ingin menangis rasanya saat Giana mendengar kalimat Bu Rimar.

"Lingga? Lihat aku makan siang di mana? Di warung soto betawi? Ibu pikir kenapa aku makan di situ, di tempat yang panas dan sesak banyak orang? Karena aku habis belanja cat, alat lukis dan seluruh alat-alat yang aku butuhin buat melukis mural. Orang yang makan bareng sama aku itu orang yang make jasaku. Dia pemilik gedung yang dindingnya bakal aku lukis, Bu!"

Bu Rimar berlagak tidak mendengar dan hanya mondar-mandir di area dapur.

"Kalau aku memutuskan untuk godain laki-laki muda, apa perlunya aku keluar dengan cuma pakai t-shirt kutung dan kardigan warna hitam dan muka keringetan? Apa aku dandan cantik pakai baju seksi dan high heel? Apa Lingga nggak bilang gimana penampilanku? Dan langsung berasumsi aku lagi pacaran sama laki-laki muda dan Ibu langsung percaya?"

Masih terdiam, Bu Rimar bersikap seolah-olah tidak terganggu dengan seruan Giana.

"Ibu nggak perlu khawatir, kalau Ibu muak sama aku, setelah jobku selesai, aku bakal langsung pulang ke Solo, tapi aku juga nggak akan membiarkan Glenn tinggal di sini. Di Solo, Glenn nggak akan terlantar dan kami nggak akan lagi tinggal di tempat yang selalu dipenuhi kemacetan dan kemarahan orang-orang egois yang merasa dirinya selalu benar."

Call Me When You're Single Where stories live. Discover now