Jawara Balap liar

93 23 125
                                    

Cakra tertawa terbahak-bahak, "Jangan mengada-ada kamu! Mana mungkin cewek bisa balapan. Ngalahin jawara lagi."

Jekey langsung melayangkan pandangan mengejek kearah Cakra, "Siapa yang lo maksud Jawara?"

Mendadak Cakra terdiam, lalu Doni menyambar omongan Jekey, "Dia masih belum sadar juga ternyata..." Doni tertawa terbahak-bahak.

"Lawan dia Don!" Jekey melempar kunci motornya kepada Doni, tapi dia menolak, "Nggak perlu pake motor itu buat ngelawan dia, cukup dengan motor kesayangan gue aja."

Doni menghampiri motor kebanggaannya yang sengaja dia bawa ke pulau itu. "Sudah lama nggak adu skill!" ucapnya terpingkal.

"Hahaha, petani menyedihkan kayak kamu mana mungkin bisa balapan. Apalagi dengan motor model lama itu!" ejek Cakra.

"Masih nggak kapok juga," gumam Alexa.

Jekey melirik kepadanya, dengan senyum sendu, "Mau bernostalgia?" pancingnya seraya mengayunkan kunci motornya. Tapi Alexa malah membuang muka.

"Huft," Wajah tegas itu mengembung menghempaskan perasaan frustasinya.

Doni bersiap unjuk kebolehan, "Lo bakal menyesal sudah ngatain gue petani menyedihkan!"

"Oh ya, ayo kita buktikan! Siapa yang bakal menyesal!" tantang Cakra.

Mereka melakukan dengan kecepatan ala-ala pembalap profesional, tidak diragukan lagi kalau Doni mahir melenggang di arena sirkuit balapan. Pemuda itu dulunya pembalap liar yang selalu berhasil memenangkan taruhan uang. Tentu saja dia akan menang telak melawan berandal kampung tersebut.

Bukan main malunya Cakra setelah dengan rasa percaya diri yang tinggi harus kembali menelan umpatan karena dikalahkan oleh si petani menyedihkan.

"Hah, menyedihkan!" ejek Alexa.

"Sebenarnya siapa kalian ini?" tanya Wahyu tiba-tiba.

"Kami? Hahaha!" Doni tertawa lepas. "Hanya mantan berandalan yang sudah merasakan nikmatnya cipokan sama aspal!"

Tiba-tiba Ningsih nyeletuk, "Apa itu cipokan?"

"Apaan sih kamu!" sela Alexa.

"Aku serius!" bisik Ningsih.

"Entah!" sahut Alexa cuek.

Sejenak terselip kekaguman di hati Wahyu kepada dua pria aneh tersebut. Ingin rasanya dia berguru pada keduanya, karena sudah lama ingin membalas sikap sombong Cakra.

"Boleh belajar nggak?" tanya dengan malu-malu.

"Hei, Dek! Mendingan lo melakukan aktivitas yang bermanfaat," Jekey menepuk pundak Wahyu.

"Lo mau belajar, noh guru yang paling ideal buat lo!" Doni menunjuk kearah Alexa.

"You want to die?" Mata Alexa melotot.

"Daripada lo rebahan melulu di pondok! Bikin mata sepet aja! Giliran panen aja duluan ngambil duitnya."

"Sialan lo!" umpat Alexa.

"Masa aku harus belajar sama cewek?" protes Wahyu.

"Dia lebih jago daripada gue," kekeh Doni.

"Masa sih?" celetuk Abi, "Ke mana-mana aja minta bonceng sama aku."

"Mulai sekarang lo nggak perlu lagi bonceng dia. Gue yang bakal nganterin dia kemanapun!" sahut Jekey.

Alexa menghampiri Doni, "Pulang yuk!"

"Bentar lagi sih, Lex!" seru Doni.

"Sudah mau gelap!" dengus Alexa.

"Kenapa memangnya? Lo takut?" ejek Doni.

Obsession Of Love Where stories live. Discover now