11

2.2K 276 5
                                    

Lisa cs sedang menikmati makan siang mereka di kantin, sedari tadi mereka meminta penjelasan atas ucapan Lisa beberapa waktu lalu.

" Li cepetan jelasin deh" Wendy

" Bentar Olaf aku kan lagi makan " Lisa

" Huh ya udah cepetan penasaran nih"

Seulgi hanya menyimak percakapan wenlis, sedangkan rose jangan ditanya lagi kalau sudah ada makanan apapun yang ada didepannya sungguh gak guna.

Setelah selesai makan Lisa cs pun melanjutkan pembahasannya.

" Jadi apa yang tadi dimaksud dengan istri?" Seulgi yang memulai pembicaraan

" Tapi kalau aku cerita, kalian gak akan jauhin aku kan?" Lisa

" Gak akan pokoknya sekarang yang perlu dilakukan adalah jujur" Wendy

" Jadi setelah kita lulus sekolah, daddy jodohin aku sama anak temennya dan beberapa bulan setelahnya kami menikah, awalnya aku pikir yang akan aku nikahi itu laki-laki namun ternyata wanita, sama sepertiku. Dan sekarang aku sudah resmi memiliki istri, makanya aku gak pernah terima siapapun yang mau mencoba mendekatiku " jelas Lisa dan temannya hanya mengangguk saja tak ada wajah keterkejutan sama sekali.

" Jadi pas masuk kuliah udah nikah dong?" Rose

" Iya udah, yang nganter ke kampus juga Nini" Lisa

" Kok gak dikenalin ke kita" ucap rose yang diangguki wengi

" Aku belum siap bilang" Lisa

" Nontonnya kan bareng istri tuh, gimana ikutan basah-basahan gak kayak di film" seulgi menaik turunkan alisnya menggoda Lisa, saat ingin menjawab handphone Lisa berbunyi dan tentu saja itu Jennie.

" Hallo Nini" yang lain langsung terdiam saat Lisa sedang mengangkat telponnya

" Hallo by, maaf ya nanti pas pulang aku gak bisa jemput" Jennie

"Iya gak papa Nini aku bisa naik taxi" Lisa

"Gini aja deh nanti kamu dijemput sama supir aku biar aku gak khawatir sayang " Jennie

" Ya udah terserah Nini aja, kalau gak ngerepotin supirnya " Lisa

" Ya gak dong sayang kamu tenang aja, sekalian nanti kamu jangan pulang ke masion, kesini aja ya temenin aku" Jennie

" Iya aku kesana, Nini udah makan?" Lisa

" Udah barusan sayang, kamu udah juga?" Jennie

" Iya udah juga, kalau gitu semangat kerjanya ya, aku ada kelas sekali lagi" Lisa

" Ya udah baby juga semangat belajarnya, cepet kesini kangen" Jennie

" Iya Nini see you hon" Lisa

" See you too baby" Jennie

Setelah sambungan telponnya terputus, Lisa menatap para curutnya yang sedang senyum-senyum tak jelas, bahkan Wendy berpura-pura batuk, entah apa faedahnya.

" Kalian kenapa?" Bingung Lisa

" Ciee yang udah ada pawang" Wendy mencolek dagu Lisa main-main

" Apaan sih" Lisa

" Anak ayam udah gak polos lagi nih, kirain masih polos ternyata mainnya udah jauh ya" seulgi terkekeh melihat pipi Lisa yang memerah

" Gak nyesel udah ngasih tuh film" rose

" Iya jadi gak merasa bersalah ye" Wendy

" Bener Wen hahaha" rose

" Kalian apaan sih, udah dong godain nya " Lisa menangkup wajahnya yang semakin memerah

" Udah-udah kasian tuh anak ayam merah banget pipinya, mending kita kekelas bentar lagi masuk" mereka pun keluar kantin menuju kelas kembali.







Sedangkan Jennie, dia sedang uring-uringan karena banyaknya pekerjaan yang beberapa hari ia tinggalkan.

" Haist tahu gini, kerjain dirumah" Jennie terus menggerutu merasa bosan dan kesal karena banyaknya tumpukan kertas diatas mejanya.

Hingga tak lama terdengar ketukan pintu yang mana membuatnya menoleh.

" Masuk"

Sungguh Jennie menyesal telah mengatakan masuk, jika yang masuk ternyata adalah seseorang yang tidak diharapkan.

" Selamat siang nona Kim"

" Sekarang sudah mau sore" ucap Jennie tanpa mengalihkan pandangannya dari tumpukan kertas-kertas yang ada di mejanya

" Apakah sopan jika berbicara tanpa menatap lawan bicaramu?"

" Saya tidak menyuruh Anda kesini, lagipula tentang perusahaan sudah kita selesaikan tadi" Jennie melepaskan kacamatanya lalu menatap tajam laki-laki yang sedang tersenyum kearahnya

" Well saya kesini memang bukan untuk membahas tentang pekerjaan melainkan tentang kita, maybe?" Laki-laki itu tertawa entah apa yang dia tertawakan

" Anda jangan main-main lagipula saya tidak tertarik mendengar ucapan anda" Jennie

" Jangan terlalu jual mahal nona Kim, jika anda menerima saya, saya pastikan perusahaan anda akan terkenal sampai pasar Eropa "

" Saya tidak tertarik, lebih baik sekarang anda keluar sebelum saya suruh satpam untuk menyeret anda keluar" Jennie

" Huh anda semakin membuat saya tertarik nona" sebelum pergi laki-laki itu lebih dulu mengedipkan sebelah matanya yang mana membuat Jennie bergidik ngeri.

Saat Jennie sedang bersandar dan menutup matanya, tiba-tiba ada yang mengecup keningnya.

" Huh aku kira siapa?" Jennie mengusap dadanya sedangkan sang pelaku hanya tersenyum menampilkan gigi putihnya.

" Sowryyy Nini xixixi" ya tentu saja orang itu Lisa sang pujaan hati si CEO

" Kenapa ngagetin hum" Jennie menarik Lisa untuk duduk di pangkuannya

" Habisnya Nini gak sadar aku masuk " Lisa mengusap lembut rahang Jennie

" Baby jangan nakal" Lisa tersenyum dan malah dengan sengaja menciumi rahang dan leher Jennie

" Belajar darimana hum" Jennie mendongak menikmati ciuman Lisa

" Dari film semalem" Lisa menghentikan ciuman

" Huh nakalnya but teruskan hehehe" Jennie

" Itu mah maunya Nini, dasar Nini mesum" Lisa

" Biarin mesumnya juga sama istri sendiri" sekarang giliran Jennie yang menciumi sekitaran leher Lisa

" Geli Nini ih, nanti ada orang" Lisa menahan bibir Jennie yang ingin kembali menciuminya

" Kok ditahan" Jennie mengerucutkan bibirnya

" Nanti ada orang kan ini masih dikantor, udah ah sekarang Nini lanjut kerja aku tunggu di sofa" Lisa

" Baby disini aja temenin Nini, Nini pangku " Jennie membalikkan tubuh Lisa agar menghadapnya

" Dah sekarang baby bobo aja, Nini mau kerja lagi " Lisa langsung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jennie begitupun Jennie yang kembali bekerja tanpa merasa kesusahan walaupun Lisa duduk di pangkuannya, sesekali dia mencium sekitaran pucuk kepala Lisa.

" Sayang banget aku tuh sama kamu, jalja sayang"

Cup











Udah dulu ya guys jangan lupa votmen jaga kesehatan dan jaga pola makan kalian see you next time bye

Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang