Sebelas

6.9K 972 177
                                    

Author POV

"Martabak manis kalo dibandingin sama senyumannya Jennie, martabaknya bakal jadi pait."

"Cuih." Rosé berpura-pura meludah, mencibir dengan tatapan ujung matanya.

Sedangkan Jennie yang tengah duduk di samping Lisa itu hanya terkekeh saja.

Mendapati ekspresi wajah Rosé yang selalu menye-menye itu sudah biasa bagi Jennie. Ia tak heran lagi, karena Rosé sifatnya memang demikian.

Mungkin jika Jennie bandingkan dengan Jisoo, gadis yang memiliki suara maskulin itu malah bisa dibilang lebih kalem dari pada Rosé. Atau hanya pendapatnya saja, Jennie juga tidak terlalu yakin. Jennie hanya dekat dengan Rosé yang notabenenya adalah teman sekelas Jennie. Sedangkan Jisoo adalah teman dekat Lisa.

Kini mereka berempat sedang santai-santai. Duduk berduaan, saling berhadap-hadapan di kursi kantin.

Beberapa menit yang lalu waktu pulang sudah lewat. Dan Jennie sengaja mampir ke kantin lebih dulu, sebab saat dirinya ingin mengajak Lisa untuk pulang bersama-sama, gadis cerewet itu malah mengeluh sedang kelaparan perutnya.

Jadi disinilah mereka sekarang. Jennie hanya memesan secangkir minuman saja, sedangkan Lisa di sampingnya tengah menyantap sepiring nasi uduk. Jisoo dan Rosé juga ada di hadapan mereka.

"Sekarang gue tanya deh, lima puluh pangkat dua berapa?" Ucap Rosé pada Lisa.

"Seratus."

"Tolol, bisanya ngebucin doang."

"Tuh kan sayang, Rosé itu jahat, mirip banget sama tokoh bawang merah." Lisa lalu berpura-pura cemberut.

Ia menatap ke arah Jennie. Seakan-akan tengah mengadu pada gadisnya itu karena ia baru saja diledek oleh Rosé.

Penuh perhatian Jennie langsung memberikan usapan pelan pada kepala Lisa. Sambil menatapnya, Jennie kemudian juga berkata dengan nada suara yang terdengar lembut sekali di sana.

"Lima puluh pangkat dua itu artinya lima puluh dikali lima puluh, sayang. Hasilnya dua ribu lima ratus."

"Kalo aku pangkat dua hasilnya jadi berapa?" Raut wajah Lisa tiba-tiba berubah tersenyum.

"Jadi Lisa tolol tolol." Sahut Rosé dengan nada antusiasnya.

Suara gelak tawa dari mereka berempat pun seketika langsung terdengar saling bersahutan.

Lisa sama sekali tidak marah atau kesal kali ini, suasana hatinya sedang dalam keadaan bagus. Apalagi jika perutnya juga sudah kenyang seperti sekarang. Lisa malah berakhir ikut-ikutan tertawa.

Selesai dengan sepiring makanannya, Lisa kemudian meminum beberapa tegukan air mineral. Senyumannya kian merekah, kini rasa lapar Lisa sudah tidak mengganggunya lagi.

"Eh by the way, gue mau nanya deh jen."

"Apa?"

"Jadi semenjak orang tua lo itu, lo udah ga tinggal di rumah lo lagi?"

Tak membalas dengan suara, Jennie hanya menganggukkan kepalanya sambil tetap tersenyum ke arah Rosé.

Lisa yang mengerti akan perubahan raut wajah Jennie, ia kemudian menggeser duduknya sedikit untuk lebih dekat dengan tubuh Jennie. Satu tangan Lisa lalu terangkat perlahan untuk merangkul pinggang Jennie di bawah sana.

Jennie lantas menatap Lisa. Keduanya langsung saling melemparkan senyuman.

Gadis berpipi mandu itu dengan jelas dapat merasakan tangan Lisa yang tengah mengusap-usap lembut sisi pinggangnya. Membuat Jennie seketika merasa nyaman.

ASMARALOKA - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang