[SPECIAL CHAPTER]

1.1K 71 103
                                    

SPECIAL CHAPTER I

"I heard your grandfather died

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I heard your grandfather died..."

Yoongi menarik satu sudut bibirnya ke atas. Dari banyaknya topik obrolan di hari mereka bertemu lagi setelah sekian lama, Elle bertanya tentang keluarganya yang bahkan tak pernah menyapanya. "Right."

"Aku turut berduka cita."

Kepalanya mengangguk-angguk. "Maaf tak mengundangmu ke pesta kenaikan jabatan ayahku kalau begitu," balasnya lalu terkekeh. Maksudnya, dia ingin mengatakan jika tak perlu membuat suasana menjadi sedih cuma dengan kabar wafat kakeknya karena ayahnya bahkan tak merasakan hal itu, Min Sukkyu senang akhirnya bisa menduduki jabatan hwejang-nim, pun, saudara-saudaranya lagi menikmati hasil warisan. "Tapi terima kasih, sudah ikut berbelasungkawa."

Elle mengangguk. "Aku hanya tidak bisa membayangkan jika Ansel pergi dan tidak akan ada yang mengurus Vance's serta menemani ibuku."

Yoongi langsung menolehkan kepalanya, merasa tidak enak sudah menyepelekan perasaan gadis itu sebelumnya di samping ternyata ia punya alasan. "Aku yakin Ansel panjang umur."

Gadis itu terkekeh lalu mengangguk. "Amen."

Mereka sedang melangkah mencari restoran yang buka pukul 1 malam ini selain kelab di pinggir jalan. Setelah membayar sikat giginya tadi Yoongi tak langsung pergi, tentu saja, dia menunggu sang puan menyelesaikan sif-nya pukul 1 di luar toko. Untungnya Elle tak menelepon polisi ketika Yoongi memintanya menemani makan lewat tengah malam.

"Apa yang kau lakukan di Los Angeles?"

Ini sebenarnya bukan pertama kali Yoongi mengunjungi Amerika, apalagi Vance's dan melihat Elle partime di balik meja kasirnya. Tapi ini pertama kali Yoongi memberanikan diri muncul dan menyapa gadis itu. "Work, I guess—"

"Company your father doing things?"

Keduanya tertawa.

Elle menyalin jawaban yang pria itu juga berikan setahun yang lalu ketika dirinya bertanya apa yang dilakukannya di Los Angeles kala itu.

"Nah, I'm not in Mapple anymore."

Elle menaikkan alisnya terkejut. "Apakah bisa seperti itu?"

Yoongi terkekeh. "Tentu saja."

Itu mengejutkan. Elle penasaran apa yang membuatnya muak dengan pekerjaan sampai menyingkir dari jabatannya yang fantastis, dan apakah dia pengangguran sekarang? Bahkan Elle punya dua pekerjaan.

Kakinya melangkah masuk ke salah satu kafe yang sepi yang kebetulan buka 24 jam. Berjarak 200 meter dari Vance's, meninggalkan mobilnya masing-masing di parkiran sana. "You're not 24 hours money maker right now?"

Kepalanya menggeleng. "Bisa dibilang seperti itu."

Elle memesan minuman dan menawarkan Yoongi apapun, lalu pria itu memesan daging bebek asap. Mereka mencari tempat duduk yang nyaman dekat jendela dan pintu, katanya jika ada sesuatu biar bisa cepat lari. Elle sedari tadi menahan diri untuk tidak berlaku aneh di depan pria itu seperti memeluknya karena teramat rindu, apalagi mencium bibirnya. Oh, tidak, tidak, Elle tidak akan mengambil konsekuensi memperparah usaha pikiran dan hatinya untuk melupakan Yoongi dengan menelan harapan pahit lainnya. Malam ini akan menjadi pertemuan pertama dan terakhir mereka.

Escape [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang